Sebagian Jalan Romawi Kuno Lurus dan Tidak Berliku, Ini Alasannya

By Sysilia Tanhati, Senin, 19 September 2022 | 10:00 WIB
Beberapa jalan yang dibuat bangsa Romawi memiliki tikungan. Tetapi sebagian besar jalan di Eropa yang dibangun oleh orang Romawi kuno lurus. (Carole Raddato/Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Jalan adalah aset penting bagi bangsa Romawi. Mungkin tidak semua orang memperhatikan jika sebagian besar jalan Romawi kuno lurus. Beberapa jalan yang dibuat bangsa Romawi memiliki tikungan. Akan tetapi sebagian besar jalan di Eropa yang dibangun oleh orang Romawi kuno lurus. Apa alasannya?

Bangsa Romawi tidak membangun jalan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh orang biasa

Via Munita dilapisi dengan blok persegi panjang dari batu lokal atau dengan blok lava poligonal. Jenis jalan ini dibangun untuk digunakan oleh unit tentara dan pejabat pemerintah. Hanya orang dengan izin khusus yang diperbolehkan untuk melintasi jalan ini.

Mengapa hanya orang tertentu yang boleh menggunakannya? Alasannya adalah kebutuhan akan kecepatan. Ketika tentara atau pejabat menghadapi keadaan darurat, kecepatan sangat penting. Maka untuk alasan kecepatan, jalan ini dibuat lurus. Coba bayangkan jika mereka melalui jalan berliku melewati bukit dan lembah, tentu akan memakan waktu lama untuk sampai.

Di masa keemasan Romawi, tidak kurang dari 29 jalan raya militer besar berawal dari ibu kota. Ada 113 provinsi akhir Kekaisaran dihubungkan oleh 372 jalan besar.

Jika ditotal, Romawi memiliki 400.000 kilometer jalan, di mana lebih dari 80.500 kilometer (50.000 mil) di antaranya dilapisi batu. Banyak jalan Romawi bertahan selama ribuan tahun. Sama seperti bangunannya, orang Romawi memiliki cara khusus untuk menciptakan jalan yang bertahan sangat lama.

Beragam jenis jalan Romawi

“Romawi memiliki lebih dari 400.000 km jaringan jalan dengan 120.000 km merupakan jalan umum,” ungkap Wu Mingren dilansir dari laman Ancient Origins.

Jaringan jalan ini tersebar di seluruh Kekaisaran Romawi yang luas dari Inggris Raya di utara ke Maroko di selatan. Dari Portugal di barat ke Irak di Timur.

Jaringan jalan ini memungkinkan orang dan barang untuk bepergian dengan cepat dari satu wilayah kekaisaran ke wilayah lain.

Bangsa Romawi mengklasifikasikan jalan menjadi beberapa jenis. Yang paling penting adalah viae publicae (jalan umum), diikuti oleh viae militares (jalan militer), kemudian actus (jalan lokal), dan terakhir privatae (jalan pribadi).

Viae publicae adalah yang terluas, lebarnya mencapai 12 meter. Jalan militer dimiliki oleh tentara, dan jalan pribadi dibangun oleh pemilik tanah perorangan.

Teknik membangun jalan

Tidak ada teknik Romawi yang sama untuk membangun jalan. Konstruksi bervariasi tergantung pada medan dan bahan bangunan lokal yang tersedia. Misalnya, solusi yang berbeda diperlukan untuk membangun jalan di atas daerah berawa dan tanah yang curam. Namun demikian, ada aturan standar tertentu yang diikuti.

 Baca Juga: Memetakan Jalan Romawi yang Menjadi Pepatah 'Banyak Jalan Menuju Roma'

 Baca Juga: Romawi Kuno Punya Jawabnya: Mengapa Kita Melaju dari Sisi Kiri Jalan?

 Baca Juga: Arkeolog Temukan Jalan Raya Spektakuler yang Hilang di Arab Kuno

Jalan Romawi terdiri dari tiga lapisan—lapisan pondasi di bagian bawah, lapisan tengah, dan lapisan permukaan di bagian atas.

Lapisan pondasi sering kali terdiri dari batu atau tanah. Bahan lain yang digunakan untuk membentuk lapisan ini antara lain: kerikil kasar, batu bata pecah, atau bahan tanah liat. Bahkan tumpukan kayu juga dapat digunakan ketika jalan sedang dibangun di atas daerah rawa.

Jaringan tersebar di seluruh Kekaisaran Romawi yang luas dari Inggris Raya di utara ke Maroko di selatan. Dari Portugal di barat ke Irak di Timur. (Steve Jay)

Lapisan berikut akan terdiri dari bahan yang lebih lembut seperti pasir atau kerikil halus. Lapisan ini mungkin telah dibentuk oleh beberapa lapisan yang berurutan. Terakhir, permukaannya dibuat menggunakan kerikil, yang kadang-kadang dicampur dengan kapur.

Untuk daerah yang lebih menonjol, seperti yang dekat dengan kota, jalan dibuat lebih mengesankan. Jalan tersebut memiliki lapisan permukaan yang dibangun menggunakan balok batu atau kerikil.

Bagian tengah jalan miring ke samping untuk memungkinkan air mengalir dari permukaan ke saluran drainase.

Jalur menuju perdagangan dan pertukaran budaya

Jalan memainkan peran penting dalam Kekaisaran Romawi. Sebagai permulaan, jalan memungkinkan orang dengan cepat melintasi kekaisaran. Perpindahan barang pun dapat dengan mudah dilakukan.

Misalnya, calon kaisar Tiberius menempuh hampir 350 km dalam 24 jam untuk berada di samping saudaranya yang sekarat, Drusus. Melalui jalan yang dibuat khusus, pasukan Romawi dapat dikerahkan dengan cepat ke berbagai bagian kekaisaran jika terjadi keadaan darurat. Seperti pemberontakan internal atau ancaman eksternal. Jalan juga memungkinkan tentara Romawi untuk mengungguli musuh-musuh. Keberadaan jalan-jalan mengurangi kebutuhan akan garnisun besar dan mahal di seluruh kekaisaran.

Selain untuk tujuan militer, jalan yang dibangun oleh orang Romawi juga memungkinkan terjadinya perdagangan dan pertukaran budaya.

Via Traiana Nova misalnya, dibangun di atas jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Mesir dan Suriah. “Jalan-jalan itu dijaga oleh tentara Romawi, sehingga pedagang dilindungi dari bandit dan perampok,” ujar Mingren.

Fungsi lain dari jalan di dunia Romawi mungkin adalah fungsi ideologis. Jalan-jalan ini dapat ditafsirkan sebagai tanda yang ditinggalkan oleh orang Romawi. Artinya, jalan menandakan penaklukan Romawi atas wilayah tertentu.

Tidak sekedar membangun jalan, jalan Romawi dibedakan berdasarkan fungsinya. Itu sebabnya mengapa sebagian besar jalan Romawi lurus dan tidak berliku-liku.