Livia Drusilla, Diva Pertama Romawi yang Ambisius dan Manipulatif

By Sysilia Tanhati, Jumat, 23 September 2022 | 16:00 WIB
Livia Drusilla, istri kaisar pertama Romawi Augustus, merupakan diva pertama. Jauh dari kesan glamor, ia dikenal ambisius dan manipulatif. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Ketika Anda mendengar kata “diva”, mungkin yang terbersit di benak adalah wanita yang sangat berprestasi dalam bidang seni suara. Masyarakat modern juga menggambarkan diva sebagai seorang artis atau wanita yang glamor dan sukses. Kata "diva" berasal dari bahasa Latin yang berarti "dewi". Di Romawi kuno, seorang diva jauh dari kesan glamor. Salah satu wanita yang terkenal adalah Livia Drusilla, diva pertama Romawi. Sebagai istri kaisar pertama Romawi, Augustus, Livia Drusilla dikenal ambisius dan manipulatif.

Istri ketiga Kaisar Augustus

Lahir pada 30 Januari 58 Sebelum Masehi, Livia Drusilla merupakan putri dari Marcus Livius Drusus Claudianus dan istrinya, Alfidia. Sekitar waktu pembunuhan Julius Caesar, yaitu pada tahun 44 / 43 Sebelum masehi, Livia menikah dengan Tiberius Claudius Nero. Konon, suami pertamanya ini adalah sepupunya. Putra pertamanya, Tiberius, lahir pada 42 Sebelum Masehi.

Pada 39 Sebelum Masehi, Livia mengandung putra keduanya, Drusus. Pada saat yang sama, Oktavianus (yang kemudian dikenal sebagai Augustus) mengatur agar dia menceraikan suaminya, sehingga dia bisa menikahinya.

Augustus sendiri saat itu menikah dengan istri keduanya, Scribonia. “Rupanya, Oktavianus mengatur pernikahan ini karena dia membutuhkan koneksi politik keluarga Livia,” tutur Wu Mingren di laman Ancient Origins.

Anak-anak Livia, Tiberius dan Drusus, terus tinggal bersama ayah kandung mereka. Namun setelah sang ayah meninggal, kedua anak itu tinggal bersama Livia dan Oktavianus.

Pada 27 Sebelum Masehi, Oktavianus diberikan gelar Augustus oleh Senat Romawi. Ini juga menandai awal pemerintahannya sebagai kaisar. Otomatis, Livia Drusilla pun menjadi permaisuri Romawi yang pertama.

Siapa yang akan menjadi penerus kaisar?

Terkait masalah suksesi, Augustus mengesampingkan kedua putra Livia dan lebih memilih anak kandungnya sendiri. Kebetulan, Augustus dan Livia tidak memiliki anak sendiri. Sebaliknya, kaisar memiliki seorang putri, Julia Tua, dengan istri keduanya, Scribonia.

Julia menikah dengan Marcus Claudius Marcellus, keponakan Augustus. Marcellus pun jadi pilihan populer sebagai pewaris takhta. Namun, pada 23 Sebelum Masehi, Marcellus jatuh sakit dan meninggal.

Sejarawan Romawi Cassius Dio melaporkan bahwa Livia dituduh terlibat dalam kematian Marcellus agar putranya menjadi pewaris takhta. Namun sejarawan Romawi itu meragukan tuduhan terhadap Livia. Pasalnya, wabah penyakit merebak di Romawi saat itu dan menimbulkan banyak korban jiwa.  

Dua tahun setelah kematian Marcellus, Livia menikah lagi dengan Marcus Vipsanius Agrippa. Agrippa merupakan teman dekat kaisar, dan tangan kanannya. Otomatis, ia pun berpeluang menjadi ahli waris Augustus.