Mengapa Penyihir Identik dengan Sapu Terbang dan Kuali Ramuan?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 25 September 2022 | 12:45 WIB
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata penyihir? Gambaran pertama yang muncul adalah penyihir dan sapu terbang. (Raphael Tuck and Sons)

Nationalgeographic.co.id - Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata penyihir? Bagi kebanyakan orang, gambaran pertama yang muncul adalah penyihir yang melintasi langit malam dengan sapu terbang. Ini mungkin sering kita jumpai di film-film atau novel. Mengapa penyihir identik dengan sapu terbang dan kuali ramuan? Ternyata, ada alasan di baliknya mengapa penyihir selalu dikaitkan dengan sapu terbang.

Penyihir, kuali, dan halusinogen

Jika Anda menonton film atau membaca buku cerita anak-anak, penyihir digambarkan sedang berdiri di samping kuali yang menggelegak. Biasanya, mereka sedang menyiapkan ramuan khusus yang akan digunakan untuk menjalankan rencana tertentu.

Namun apakah penyihir benar-benar menyiapkan ramuan di dalam kuali itu?

Selama periode perburuan penyihir di Eropa, roti menjadi makanan utama masyarakat di masa itu. Roti yang dikonsumsi terutama dari gandum hitam. Nah, gandum hitam ini mudah terinfeksi penyakit yang dikenal sebagai ergot, yang disebabkan oleh jamur Claviceps purpurea. Akibatnya banyak orang tanpa sadar mengonsumsi ergot, mengira itu adalah bagian dari tanaman.

“Ergot memiliki sifat halusinogen,” tutur Mark Brophy dilansir dari laman Ancient Origins. Alih-alih menghindarinya, orang-orang justru menyukai efeknya dan mulai bereksperimen dengan tanaman lain yang memberikan efek serupa.

Namun apa hubungannya dengan penyihir? Ada beberapa efek samping yang buruk dari halusinogen ini. Ketika tertelan, tanaman tertentu menyebabkan ruam, mual, muntah atau bahkan kematian.

Meski efek sampingnya mematikan, orang dengan kreatif mencari cara untuk menikmatinya selain dengan mengonsumsi. Salah satunya adalah dengan mengoleskannya di kulit.

Cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui selaput lendir halus di bawah ketiak atau kelamin.

Roti yang dikonsumsi orang Eropa terinfeksi jamur yang dapat menimbulkan efek halusinogen. (Prof. Dr. Otto Wilhelm)

“Tetapi orang-orang vulgar percaya, dan para penyihir mengaku, bahwa pada malam-malam tertentu mereka mengurapi tongkat dengan salep itu. Kemudian pergi ke tempat yang ditentukan dengan menaiki tongkat itu,” jelas teolog abad ke-15 Jordanes de Bergamo.

Seorang dokter abad ke-16 Andres de Laguna juga mempelajari ramuan itu. Pada suatu kesempatan dia mengambil salah satu ramuan ini dari rumah seorang wanita yang dituduh sebagai penyihir. Ia kemudian mengujinya pada wanita lain.