Nationalgeographic.co.id - Pengadilan penyihir di masa lampau menyebabkan penyiksaan dan kematian ribuan orang. Beberapa pengadilan penyihir paling terkenal terjadi di Prancis abad ke-15, Skotlandia abad ke-16, dan Massachusetts abad ke-17.
Di pengadilan itu, banyak korban yang dituduh sebagai penyihir. Mereka disiksa dan kemudian dibunuh. “Sebuah sejarah yang menarik sekaligus mengerikan,” ungkap Daniel S. Levy kepada National Geographic.
Tabib dan penyihir di zaman kuno
Gagasan tentang sihir berasal dari zaman kuno. Abad ke-18 Sebelum Masehi, Kode Hammurabi berisi hukuman untuk sihir. Umumnya ada penyihir baik dan jahat. Mereka mempraktikkan apa yang disebut sihir putih untuk membantu orang atau sihir hitam yang digunakan untuk menyakiti.
Seringkali praktisinya adalah wanita, yang akan dipanggil untuk menyembuhkan penyakit, membantu kelahiran, dan menemukan barang hilang. Namun, mereka juga sering kali disalahkan untuk hal-hal buruk yang terjadi. Seperti sakit dan kematian, badai dan gempa bumi, atau kekeringan dan banjir.
Beberapa pemegang kekuatan seperti itu bahkan disembah sebagai dewa, seperti di Yunani kuno. Sebagai dewi sihir dan mantra utama Yunani, Hecate memiliki kendali atas bumi, langit, dan lautan.
Meski beberapa penyihir melakukan hal yang baik, mereka dianggap mengucapkan mantra jahat, mengubah bentuk, dan memutarbalikkan hukum surga. Ini semua menimbulkan ketakutan di antara orang-orang.
Penyihir di Abad Pertengahan
Hal-hal tidak menjadi lebih mudah bagi para penyihir di Abad Pertengahan. Black death di Eropa menimbulkan kehancuran dan perang agama. Ini semua membuat orang percaya pada kekuatan jahat yang tidak wajar berperan menghancurkan masyarakat. “Penyihir dan manusia serigala dicurigai sebagai penyebab semua kekacauan ini,” tambah Levy.
Penyihir menjadi kambing hitam yang mudah bagi banyak tokoh agama. Pihak berwenang mengumpulkan warga untuk menemukan yang bersalah. Tuduhan sihir muncul dari peristiwa duniawi seperti argumen dan keluhan kecil. Akhirnya, penyiksaan pada penyihir pun dilakukan demi mendapatkan pengakuan dari masyarakat
Setelah penyiksaan dilakukan, pihak berwenang memaksa mereka untuk menyebutkan nama orang lain. Kemudian semua digantung atau dibakar di tiang pancang.
Joan of Arc, seorang gadis petani yang tinggal di Prancis abad pertengahan selama Perang Seratus Tahun, mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk melawan Inggris. Berpakaian sebagai seorang pejuang, ia membantu membebaskan kota Orleans, memperkuat moral pasukan Prancis.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR