Inggris kemudian menangkapnya atas tuduhan melakukan sihir dan membakarnya di tiang pada tahun 1431.
Ilmu sihir di Inggris
Tahun 1536 Anne Boleyn, istri Henry VIII, diputuskan bersalah atas perzinahan dan pengkhianatan, Anne dipenggal di Menara London. Seakan masih belum puas, Anne dituduh sebagai penyihir berjari 11 setelah eksekusinya. Tuduhan terus berlanjut meskipun ketika jenazahnya digali pada abad ke-19, jumlah jarinya normal seperti kebanyakan orang. Setelah kematian Anne, Henry VIII menciptakan Undang-Undang Sihir tahun 1542, hukum pertama Inggris yang melarang ilmu hitam.
Tahun 1563 di Skotlandia, sihir menjadi kejahatan yang layak diganjar hukuman mati. Beberapa dekade setelah berlalu, Raja James VI dari Skotlandia membawa kematian besar ke Kepulauan Inggris pada tahun 1590-an. Obsesinya terhadap ilmu hitam membuatnya memulai salah satu perburuan penyihir terburuk di Eropa.
Ketika mempelai wanitanya, Putri Anne dari Denmark, berlayar ke Skotlandia untuk menikahi James, badai menghantam kapalnya. Raja menyalahkan para penyihir dan menangkapi orang-orang di Berwick Utara, Skotlandia. Lagi-lagi para penyidik menggunakan kesempatan ini untuk ‘mencari muka.’
Baca Juga: Bukan Ilmu Hitam, Voodoo Adalah Kepercayaan Asal Afrika Barat
Baca Juga: Penyihir di Papua Nugini, Perburuan Mematikan yang Bertahan Hidup
Baca Juga: Gambar Cadas Paleolitik: Lukisan Gua tentang Sihir dan Perdukunan
Di antara orang-orang malang yang ditangkap adalah bidan Agnes Sampson. Para penyidik memasukkan garpu tajam ke mulutnya dan memaksanya mengaku karena mencoba membunuh raja. Sekitar 70 orang disiksa dengan kejam pada saat yang sama.
Di Amerika Utara, koloni Inggris juga mengadakan pengadilan sihirnya sendiri. Yang paling terkenal adalah di Salem, Massachusetts. Pada tahun 1692 beberapa gadis di sana mengalami serangan kekerasan. Dokter setempat mendiagnosis sihir dan mereka dibawa ke pengadilan.
Ini pun diikuti dengan rasa curiga, marah, dan tuduhan membabi buta pada banyak gadis. Sedikitnya 150 orang dituduh sebagai penyihir, termasuk gadis kecil yang masih berusia 4 tahun, dan mendapatkan hukuman.
Banyak yang dipaksa membayar denda dan membuat permintaan maaf di depan umum, sementara beberapa dipenjara selama berbulan-bulan dan disiksa. Sembilan belas akhirnya digantung dan satu lagi disiksa sampai mati. Pengadilan Umum Massachusetts kemudian membatalkan putusan bersalah. Sayangnya itu tidak banyak meredakan keluarga yang terkena dampak, kebencian serta kepahitan bertahan selama berabad-abad.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR