Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 64 M, terjadi kebakaran hebat di Roma selama enam hari dan menghancurkan sebagian besar kota. Menurut penulis Tacitus, ”Nero mengencangkan rasa bersalah dan melakukan siksaan yang paling kejam pada kelas yang dibenci karena kekejian mereka, yang disebut orang Kristen oleh masyarakat.” seperti dikutip Ancient Origins.
Kekejian yang dilakukan oleh orang-orang Kristen mula-mula dikatakan sebagai kanibalisme dan inses, berdasarkan rumor yang beredar di Roma pada waktu itu yang berasal dari kesalahpahaman tentang Ekaristi.
Episode dalam sejarah Gereja mula-mula ini menunjukkan betapa mudahnya suatu agama, terutama yang relatif tertutup, dapat disalahpahami dan disalahartikan. Kasus serupa mungkin dapat dilihat dalam agama yang dikenal sebagai Voodoo, juga dikenal sebagai Vodou atau Voudon.
Bagi banyak orang, kata 'Voodoo' memunculkan gambar boneka ajaib dengan paku tertancap di dalamnya untuk menimbulkan rasa sakit pada musuh seseorang dan kebangkitan orang mati.
Voudon mengacu pada “berbagai macam elemen budaya: kepercayaan dan praktik pribadi, termasuk sistem praktik medis rakyat yang rumit; sistem etika yang ditransmisikan lintas generasi termasuk peribahasa, cerita, lagu, dan cerita rakyat. Voudon lebih dari kepercayaan; itu adalah cara hidup," tulis Leslie Desmangles, profesor Haiti di Hartford's Trinity College dalam "The Encyclopedia of the Paranormal" (Prometheus Books, 1996).
Voudon mengajarkan kepercayaan pada makhluk tertinggi yang disebut Bondye, dewa pencipta yang tidak dapat diketahui dan tidak terlibat. Orang percaya Voudon menyembah banyak roh yang disebut loa atau Iwa, yang masing-masing bertanggung jawab atas wilayah atau bagian tertentu dari kehidupan.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR