Kurator pameran juga menyatukan lebih dari 140 artefak yang menelusuri sejarah keterlibatan Belanda dalam perdagangan budak antara awal 1600-an dan 1863, ketika praktik itu dilarang di Suriname dan Antillen.
Kurator juga memasukkan karya-karya yang jarang secara eksplisit terkait dengan perbudakan: Misalnya, dua potret Rembrandt dalam pameran tersebut menggambarkan elite kaya yang mendapat untung dari perbudakan.
"Kotak pajangan lain berisi kerah kuningan yang didekorasi dengan mewah yang pernah dianggap oleh para peneliti sebagai milik anjing keluarga bangsawan," imbuhnya. Ternyata, kerah itu sebenarnya dikenakan oleh orang kulit hitam yang diperbudak untuk bekerja dalam rumah tangga terkaya di Belanda.
"Meskipun pameran berfokus pada narasi individu khusus untuk sejarah kolonial Belanda, kurator berharap tema utamanya beresonansi jauh dan luas," pungkasnya.