Ketika Pesawat Luar Angkasa NASA Menabrak Asteroid Selebar 160 Meter

By Utomo Priyambodo, Rabu, 28 September 2022 | 08:00 WIB
Gambar pesawat luar angkasa Dart dan asteroid Dimorphos (lebih kecil) dan Didymos (lebih besar). (NASA/JPL-APL)

Nationalgeographic.co.id - Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, telah menabrakkan pesawat luar angkasanya pada asteroid. Dart, nama pesawat luar angkasa tersebut, menghancurkan dirinya sendiri dalam proses tabrakan itu.

Asteroid selebar 160 meter yang ditabrak itu diberi nama Dimorphos. Tabrakan itu disengaja dan dirancang untuk menguji apakah batuan luar angkasa yang mungkin mengancam Bumi dapat disingkirkan dengan aman.

Ini akan memakan waktu beberapa minggu sebelum para ilmuwan di misi yang dipimpin NASA mengetahui apakah eksperimen mereka berhasil. Mereka akan menentukan keberhasilan, atau sebaliknya, dengan mempelajari perubahan orbit Dimorphos di sekitar asteroid lain yang dikenal sebagai Didymos.

Lebih dari dua lusin teleskop di Bumi akan membuat pengukuran yang tepat dari sistem dua-batuan, atau biner tersebut. Sebelum tabrakan, Dimorphos membutuhkan waktu sekitar 11 jam dan 55 menit untuk mengelilingi pasangannya yang selebar 780 meter itu. Waktu untuk keliling itu seharusnya berkurang beberapa menit setelah tabrakan itu terjadi.

Dart sempat mengirimkan gambar-gambar per detik dalam peluncurannya hingga tabrakan terjadi. Berdasarkan bukti gambar-gambar itu, semuanya tampak berjalan sesuai rencana.

Pesawat luar angkasa Dart bergerak dengan kecepatan relatif 22.000 kilometer per jam, harus terlebih dahulu membedakan batu yang lebih kecil dari yang lebih besar itu. Perangkat lunak navigasi onboard kemudian menyesuaikan lintasan penutupan dengan tembakan pendorong untuk memastikan tabrakan langsung.

Dart adalah singkatan dari Double Asteroid Redirection Test. Pesawat ini dirancang untuk melakukan "persis apa yang tertulis di badannya", kata pemimpin misi Andy Rivkin, dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, seperti dikutip dari BBC News.

"Teknik ini, yang disebut 'teknik penabrak kinetik' dapat digunakan jika ada asteroid yang datang di masa depan. Ini adalah ide yang sangat sederhana: Anda menabrakkan pesawat luar angkasa ke objek yang Anda khawatirkan, dan Anda menggunakan massa dan kecepatan pesawat luar angkasa Anda untuk sedikit mengubah orbit objek itu sehingga akan meleset dari Bumi ketimbang menabrak Bumi."

Baca Juga: Analisis Partikel Asteroid Ryugu Memberikan Hasil yang Mengejutkan

Baca Juga: Tiongkok Akan Luncurkan Roket untuk Selamatkan Bumi dari 'Armageddon'

Baca Juga: Meteorit Chelyabinsk Rusia Mungkin Bagian Benda Penumbuk Bumi Purba 

Dimorphos dan Didymos dipilih dengan cermat. Keduanya tidak berada di jalur untuk berpotongan dengan Bumi sebelum demonstrasi. Perubahan kecil dalam hubungan orbitnya juga tidak akan meningkatkan risiko. Akan tetapi ada batu di luar sana yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi kita.