Nationalgeographic.co.id—Pada 2013, sebuah meteorit besar meledak di langit Chelyabinsk, Rusia menyebabkan sekitar 7.200 bangunan rusak. Penelitian terbaru menyingkap asal batuan antariksa ini jauh pada waktu yang sangat lama, diperkirakan terlibat dalam tumbukan super di bumi yang membentuk bulan.
Penelitian itu diterbitkan di Communications Earth & Environment, Kamis (24/02/2022). Temuannya menawarkan pemahaman baru bagaimana tabrakan antara asteroid dan benda-benda planet sepanjang sejarah tata surya kita. Agar, para ilmuwan berikutnya bisa merekonstruksi bagaimana dan kapan benda-benda langit yang kita kenal muncul.
"Usia tumbukan meteorit seringkali kontroversial," kata Craig Walton, pemimpin penelitian dari Department of Earth Sciences, University of Cambridge, Inggris. "Pekerjaan kami menunjukkan bahwa kami perlu menarik banyak bukti untuk lebih yakin tentang sejarah dampak–hampir seperti menyelidiki TKP kuno."
Baca Juga: Pesan-pesan dari Budaya Kuno Tashtyk nan Misterius di Rusia Timur Jauh
Baca Juga: Asal Dahaga Kita: Air Sudah di Tata Surya Jauh Sebelum Bumi Dibentuk
Baca Juga: Bukan Ukuran yang Menentukan Seberapa Mematikannya Dampak Meteorit
Mereka menyelidiki perkiraan tabrakan antara bebatuan di ruang angkasa itu lewat analisis mikroskopis pada mineral dalam meteorit. Dari situlah tim penelitian mempelajari untuk menarik waktu jauh ke masa pembentukan tata surya pada 4,5 miliar tahun yang lalu.
Pembentukan tata surya berawal dari piringan debu dan gas yang mengelilingi matahari yang juga masih muda. Dalam waktu yang lama, planet mulai terbentuk lewat berbagai tumbukan yang berulang dari bebatuan yang berukuran lebih kecil.
Masalahnya, planet-planet itu, termasuk Bumi, menimbun sisa-sisa peristiwa ini oleh proses geologis yang membuatnya sulit dilacak. Para peneliti menggunakan asteroid yang pecahannya jatuh ke bumi sebagai metorit yang rentan.
Asteroid juga dapat mengapung di ruang hampa yang kurang lebih tidak berubah sampai tersedot ke gravitasi planet. Artinya, batuan angkasa itu jauh lebih tua dan bisa mencatat waktu tumbukan yang utuh.
Source | : | eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR