Baca Juga: Mengulik Perjudian di Zaman Yunani Kuno, Romawi, dan Tiongkok Kuno
Baca Juga: Tujuh Hal yang Mungkin Belum Anda Ketahui soal Kaisar Romawi Caligula
Orang-orang Romawi yang telah melarikan diri ke Veii, berkumpul kembali dan memutuskan untuk membebaskan pengepungan Bukit Capitoline. Cominius Pontius dikirim sebagai utusan ke Bukit Capitoline untuk memberi tahu mereka yang terkepung tentang rencana itu. Saat itu, pasukan di Veii menunggu waktu untuk menyerang.
Pontius berenang menyeberangi Sungai Tiber dan naik ke tebing yang sulit didaki. Setelah memberikan pesannya, dia kembali ke Veii. Galia memperhatikan jejak yang ditinggalkan oleh Pontius dan memutuskan untuk menembus benteng melalui rute yang sama.
Malam itu orang Galia diam-diam mendaki bukit untuk serangan terakhir. Para penjaga dan anjing-anjing yang seharusnya menjaga malah tertidur.
Apakah orang Galia itu berhasil? alih-alih berhasil menerobos, para penyerbu bertemu dengan penjaga yang tidak terduga. Mereka adalah angsa-angsa yang disimpan di dekat kuil Juno untuk melayani dewi. Takut oleh penyusup, angsa membuat keributan besar. Keributan yang ditimbulkan oleh angsa memberi peringatan kepada orang-orang Romawi. Berkat unggas-unggas itu, pasukan Romawi pun mampu melawan.
Angsa itu pun dipuja-puja sebagai pahlawan Roma sementara penjaga malam dan anjing penjaga dihukum.
Untuk mengenang peristiwa itu, supplicia canum diselenggarakan sebagai ritual penebusan di mana anjing-anjing Capitol dikorbankan karena kegagalan pendahulunya. Ritual ini dilakukan di hadapan angsa suci.
Sumber berbeda pada tanggal ritual, tetapi umumnya diadakan pada 18 Juli atau 3 Agustus. Hanya karena tertidur dan tidak berjaga, anjing-anjing Romawi pun mengalami nasib buruk selama ratusan tahun. Mereka terus dihukum selama ritual dan angsa-angsa dipuja sebagai pahlawan kota.