Baca Juga: Aksi Seru Bahas Bumi dan Netralitas Karbon: Anak Muda Bisa Apa?
Baca Juga: Rahasia Baru Planet Bumi: Bagaimana Sebenarnya Gunung Berapi Bekerja?
Baca Juga: Gerakan Lempeng Benua Picu Peristiwa Vulkanik Terbesar di Planet Bumi
Oleh karena itu masih belum jelas seberapa representatif studi pertama tentang mantel secara umum, karena kandungan air dari berlian itu juga bisa dihasilkan dari lingkungan kimia yang eksotis. Sebaliknya, inklusi dalam berlian 1,5 sentimeter dari Botswana, yang diselidiki tim peneliti dalam penelitian ini, cukup besar untuk memungkinkan komposisi kimia yang tepat ditentukan. Ini memberikan konfirmasi akhir dari hasil awal studi tahun 2014.
Hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada 26 September dengan judul Hydrous peridotitic fragments of Earth’s mantle 660 km discontinuity sampled by a diamond.
Kandungan air yang tinggi di zona transisi memiliki konsekuensi yang luas untuk situasi dinamis di dalam Bumi. Di sana, mereka memanaskan zona transisi yang kaya air, yang pada gilirannya mengarah pada pembentukan bulu mantel baru yang lebih kecil yang menyerap air yang tersimpan di zona transisi.
Jika bulu mantel kaya air yang lebih kecil ini sekarang bermigrasi lebih jauh ke atas dan menembus batas ke mantel atas, hal berikut terjadi: Air yang terkandung dalam bulu mantel dilepaskan, yang menurunkan titik leleh material yang muncul. Dikarenakan itu meleleh dengan segera dan tidak hanya sebelum mencapai permukaan, seperti yang biasanya terjadi. Akibatnya, massa batuan di bagian mantel bumi ini tidak lagi sekuat secara keseluruhan, yang membuat pergerakan massa lebih dinamis. Zona transisi, yang sebaliknya bertindak sebagai penghalang dinamika di sana, tiba-tiba menjadi pendorong sirkulasi material global.