Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan telah menjelaskan waktu dan kemungkinan penyebab peristiwa vulkanik besar yang terjadi jutaan tahun yang lalu. Peristiwa ini menyebabkan pergolakan iklim dan biologis sedemikian rupa. Sehingga, mereka mendorong beberapa peristiwa kepunahan paling dahsyat dalam sejarah planet Bumi.
Anehnya penelitian baru, yang diterbitkan pada 9 September di jurnal Science Advances, menunjukkan perlambatan pergerakan lempeng benua adalah peristiwa penting yang memungkinkan magma naik ke permukaan bumi. Hal itu juga yang telah memberikan dampak knock-on yang sangat menghancurkan. Makalah tersebut mereka beri judul Reduced plate motion controlled timing of Early Jurassic Karoo-Ferrar large igneous province volcanism.
Sejarah bumi telah ditandai oleh peristiwa vulkanik besar, yang disebut Large Igneous Provinces (LIPs). Di mana yang terbesar telah menyebabkan peningkatan besar dalam emisi karbon atmosfer yang menghangatkan iklim planet Bumi. Ini juga mendorong perubahan ekosistem yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengakibatkan kepunahan massal di daratan dan lautan.
Tim peneliti internasional menggunakan data kimia dari endapan batu lumpur purba yang diperoleh dari lubang bor sedalam 1,5 km di Wales. Mereka yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Sekolah Ilmu Pengetahuan Alam Trinity College Dublin mampu menghubungkan dua peristiwa penting dari sekitar 183 juta tahun yang lalu (periode Toarcian).
Tim menemukan bahwa periode waktu ini, yang ditandai oleh beberapa perubahan iklim dan lingkungan paling parah yang pernah ada. Ini secara langsung bertepatan dengan terjadinya aktivitas gunung berapi besar dan pelepasan gas rumah kaca terkait di belahan bumi selatan. Di tempat yang sekarang dikenal sebagai Afrika selatan, Antarktika dan Australia.
Pada penyelidikan lebih lanjut - dan yang lebih penting - model rekonstruksi lempeng tim membantu mereka menemukan proses geologis fundamental utama yang tampaknya mengendalikan waktu dan permulaan peristiwa vulkanik ini serta lainnya yang sangat besar.
"Para ilmuwan telah lama berpikir bahwa timbulnya upwelling batuan vulkanik cair, atau magma, dari dalam interior bumi sebagai bulu mantel, adalah pendorong aktivitas vulkanik tersebut. Akan tetapi bukti baru menunjukkan bahwa laju normal pergerakan lempeng benua beberapa kali lipat sentimeter per tahun secara efektif mencegah magma menembus kerak benua bumi,” kata Micha Ruhl, Asisten Profesor di Sekolah Ilmu Pengetahuan Alam Trinity, yang memimpin tim tersebut.
“Tampaknya hanya ketika kecepatan pergerakan lempeng benua melambat hingga mendekati nol, magma dari mantel dapat secara efektif mencapai permukaan. Sehingga menyebabkan letusan gunung berapi provinsi besar dan gangguan iklim terkait serta kepunahan massal,” tambahnya.
Ruhl juga menegaskan, “Yang terpenting, penilaian lebih lanjut menunjukkan bahwa pengurangan pergerakan lempeng benua kemungkinan mengendalikan permulaan dan durasi banyak peristiwa vulkanik besar sepanjang sejarah planet Bumi. Menjadikannya proses mendasar dalam mengendalikan evolusi iklim dan kehidupan di permukaan bumi sepanjang sejarah planet ini."
Studi tentang peristiwa perubahan global masa lalu, seperti di Toarcian, memungkinkan para ilmuwan untuk menguraikan berbagai proses yang mengontrol penyebab dan konsekuensi dari perubahan siklus karbon global. Membatasi proses sistem Bumi mendasar yang mengontrol titik kritis dalam sistem iklim Bumi.
Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari proyek International Continental Drilling Program (ICDP) Early Jurassic Earth System and Timescale (JET), dan didukung secara finansial oleh SFI Research Center in Applied Geosciences (iCRAG), Natural Environment Research Council UK (NERC) , National Science Foundation China, dan program EU Horizon 2020.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR