Anubis, Dewa dengan Rupa Serigala yang Disembah di Mesir hingga Romawi

By Sysilia Tanhati, Minggu, 2 Oktober 2022 | 11:02 WIB
Anubis bertanggung jawab untuk mengawal jiwa-jiwa yang baru meninggal dari Bumi ke alam baka. (Hunefer)

 Baca Juga: Mengenal Hypnos, Dewa Tidur yang Mengawasi Mimpi Para Manusia

Sebagai pemimpin orang mati, Anubis memiliki julukan: 'Terutama untuk orang barat'. Orang yang meninggal disebut 'orang barat', karena sebagian besar kuburan Mesir kuno terletak di tepi barat Sungai Nil.

Julukannya yang dikenal luas sebagai 'Penguasa tanah suci' menekankan kekuatan tertingginya atas daerah gurun yang ditutupi dengan nekropolis. Juga gelarnya 'Dia yang berada di atas gunung sucinya' berhubungan dengan dewa serigala yang mengawasi penguburan orang mati dari ketinggian tebing gurun.

Ada motif yang digunakan dalam segel di pintu masuk ke makam kerajaan Lembah Para Raja yang menunjukkan Anubis berjongkok di atas sembilan busur. Ini melambangkan kendalinya terhadap pelaku kejahatan yang mungkin membahayakan permakaman raja.

'Dia yang ada di tempat pembalsaman' (imy-ut), mengacu pada peran Anubis dalam proses pembalsaman. Maka, Anubis juga merupakan 'Tuan Per Wabet', paviliun atau tenda ritual khusus, tempat pembalsaman dilakukan.

Selama Periode Yunani-Romawi (332 SM-395 Masehi), Anubis menjadi dewa kosmik yang menguasai langit dan bumi. Dalam budaya ini, Anubis memiliki pengetahuan rahasia kuno dan menjadi pembawa cahaya bagi manusia. Dalam perannya dengan kematian, Anubis tetap dikaitkan dengan Hekate, dewi sihir Yunani, sihir, malam, bulan, hantu, dan necromancy.

Penggambaran kuno Anubis sangat bervariasi; ada bukti bahwa penyembahan dewa ini dilanjutkan di Romawi setidaknya sampai abad ke-2.