Merusak Lingkungan, Mungkinkah Penambangan Emas Lebih Berkelanjutan?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 2 Oktober 2022 | 14:30 WIB
Penambangan emas permukaan sangat merusak lanskap, menyebabkan deforestasi, erosi dan pemindahan tanah, dan kontaminasi racun. Mungkinkah penambangan emas lebih berkelanjutan? (Clean Mining)

Nationalgeographic.co.id—Penambangan emas telah lama dikaitkan dengan degradasi parah dan deforestasi di hutan tropis. Masalahnya juga tidak hanya sampai di situ, tantangan biofisik yang terkait dengan pemulihan lanskap ini secara efektif juga menjadi masalah setelahnya.

Lantas, mungkinkah penambangan emas lebih berkelanjutan? Sekarang, studi baru dari ilmuwan Yale University berfokus pada efek penambangan emas permukaan di daerah tropis, masalah lingkungan yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

"Penambangan emas permukaan sangat merusak lanskap, menyebabkan deforestasi, erosi dan pemindahan tanah, dan kontaminasi racun," tulis peneliti.

"Dalam tinjauan ini, kami merangkum tantangan biofisik untuk restorasi dan reboisasi tambang emas skala besar dan kecil di daerah tropis dan mensintesis temuan studi yang menguji strategi restorasi di lokasi tersebut."

Laporan studi mereka telah diterbitkan di journal Land Degradation and Development yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut bisa didapatkan secara daring dengan judul "Tropical surface gold mining: A review of ecological impacts and restoration strategies."

Untuk diketahui, menurut sebuah studi pada tahun 2012, pertambangan menyumbang 7 persen dari deforestasi di negara-negara berkembang dan teknik penambangan emas skala besar dan berteknologi tinggi. Sementara skala kecil seperti penambangan terbuka dan pengerukan menjadi lebih umum di Amazon dan Afrika Barat.

Para penulis, yang termasuk Profesor Yale University, Mark Ashton dan mahasiswa doktoral Yale University, David Woodbury, berfokus terutama pada penambangan emas. Topik yang "relevan untuk momen khusus ini," kata Timsina.

Penambangan emas menjadi lebih umum, jelasnya, baik karena penting untuk manufaktur elektronik dan produksi energi alternatif, dan biaya emas yang terus meningkat membuat proyek penambangan yang sebelumnya tidak layak menjadi lebih menguntungkan.

Namun, secara lingkungan, hasilnya mahal. "Anda bisa membayangkan apa yang bisa dilakukan penambangan permukaan ke daerah sekitarnya," kata Hardy.

"Ini benar-benar membentuk kembali topografi. Ini juga menguras dan mengganggu lapisan atas tanah yang mengandung nutrisi dan benih yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dan daerah tropis sering memiliki tanah yang miskin nutrisi."

 Baca Juga: 58,2% Penggundulan Hutan Tropis oleh Pertambangan Terjadi di Indonesia

 Baca Juga: Sumpah di Perbukitan Mollo, Kemenangan Kaum Ibu Melawan Pertambangan