Penyebab Manusia Memiliki Fobia, Apakah Berhubungan dengan Evolusi?

By Sysilia Tanhati, Senin, 3 Oktober 2022 | 11:00 WIB
Sebagian besar manusia memiliki fobia terhadap hal tertentu. Namun pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang membuat manusia mengalami fobia terhadap sesuatu? (D'Arcy Norman)

Tetapi tidak jarang orang dengan fobia tidak dapat mengungkapkan pengalaman traumatis tertentu yang menyebabkan fobia.

Teori psikodinamik, pertama kali direnungkan oleh Sigmund Freud, menunjukkan bahwa banyak perilaku dan ketakutan dapat dikaitkan dengan pengalaman di masa kanak-kanak. Dalam kasus-kasus yang sangat traumatis, ingatan tentang peristiwa-peristiwa awal kehidupan ini dapat ditekan dan berubah jadi fobia.

Namun beberapa ahli tidak setuju dengan teori psikodinamik. Faktanya, seseorang tidak harus memiliki pengalaman negatif untuk mengembangkan fobia. Mereka bisa melihat orang lain mengalami pengalaman buruk atau mendapatkan peringatan berulang kali tentang sesuatu yang berbahaya.

Dengan kata lain, orang tua yang sering memperingatkan anak tentang laut yang berbahaya. Atau orang yang menonton film seperti "Jaws" dan "Titanic" yang menampilkan laut sebagai ancaman dan mematikan. Pengalaman tersebut mengatalisasi perkembangan thalassophobia, rasa takut akan bahaya badan air yang besar.

"Seiring waktu, ini dapat menyebabkan ketakutan yang mengelompok secara budaya di sekitar hewan, objek, atau situasi tertentu," Chris Askew, dosen psikologi di University of Surrey.

Tapi mungkin saja tidak semua fobia dipelajari. Beberapa psikolog telah menyarankan bahwa kekhawatiran tertentu mungkin sebenarnya bawaan. Konsep ini dikenal dengan sebutan nonassociative account. Berdasarkan konsep ini, manusia secara genetik cenderung takut akan hal-hal tertentu dan pengalaman belajar yang negatif tidak diperlukan.

Meskipun ide ini masih diperdebatkan, tampaknya orang-orang dengan ciri-ciri tertentu lebih mungkin mengembangkan fobia.

Misalnya, orang yang lebih takut dan emosional secara temperamental cenderung lebih mungkin mengembangkan fobia, kata Rapee. Orang dengan tipe emosional lebih cenderung memiliki berbagai ketakutan dan fobia, termasuk ketakutan akan air.

"Sifat bawaan atau temperamen mungkin menjadi faktor risiko," Kelvin Wong, seorang psikolog klinis di La Trobe University. Contohnya adalah neurotisisme atau kepribadian seseorang di mana mereka mengalami dunia sebagai menyedihkan, mengancam, atau tidak aman. Contoh lain adalah penghambatan perilaku yang menggambarkan temperamen yang bereaksi buruk terhadap situasi baru.

  

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbentuk Plester, Solusi untuk Fobia Jarum Suntik

Baca Juga: Alasan Beberapa Orang Takut Naik Pesawat dan Cara Mengatasinya