Lantai dasar insula biasanya digunakan sebagai toko atau bisnis lain. Apartemen-apartemen lantai pertama ini sering kali diperuntukkan bagi mereka yang lebih kaya.
Apartemen lantai pertama atau mungkin kedua sering memiliki fasilitas lengkap, termasuk air mengalir dan sanitasi. Semakin tinggi tempat tinggal orang Romawi, semakin murah biayanya karena kondisinya semakin memburuk.
Pasalnya, tingkat yang lebih tinggi tidak memiliki akses ke air mengalir serta memiliki lebih sedikit atau tidak ada jendela. Lantai-lantai atas seringkali tidak lagi menjadi hunian tunggal tetapi mungkin ruang bersama antara beberapa keluarga atau kelompok. “Itulah mengapa harganya lebih murah jika dibandingkan dengan lantai pertama,” imbuh Brown.
Di antara bangunan-bangunan insula, terdapat jalan-jalan sempit. Dikelilingi oleh bangunan-bangunan tinggi dan lorong-lorong gelap, ini menjadi tempat berbahaya. Bukan hanya karena kejahatan, tetapi juga ubin yang jatuh atau kotoran manusia. Maka, berjalan-jalan di jalan Romawi di malam hari bisa sangat berbahaya.
Di Romawi kuno, popina pada dasarnya adalah bar. Ini bisa berupa bar di tempat kumuh hingga bar mewah. Popina sering dikunjungi oleh lapisan masyarakat Romawi yang lebih rendah seperti orang miskin, budak atau orang asing di Roma. Di sana mereka bersosialisasi, berjudi, atau bahkan bertransaksi dengan pelacur.
Popina dipandang sebagai tempat yang tidak bermoral, pusat kejahatan dan ketidakpuasan masyarakat. Sementara orang kaya biasanya menikmati anggur di rumah, orang miskin pergi ke popina untuk berpesta pora. Aktivitas ini tercermin dalam karya seni yang terlihat di tembok-tembok bar. Ini menunjukkan humor khas bar Romawi dan juga sentiment anti kemapanan.
Makanan yang disajikan biasanya berupa zaitun, roti dan semur dan berbagai anggur yang bervariasi dalam kualitas dan harga. Bagi sebagian besar orang Romawi, popina menjadi tempat untuk makan, minum, dan berkumpul dengan teman-teman. “Pemandangan yang tidak berbeda dengan bar dan pub modern di kota-kota di seluruh dunia,” Brown menambahkan.
Orang Romawi kuno mengunjungi thermopolium untuk mendapatkan makanan hangat saat berada di luar rumah. Thermopolium setara dengan restoran cepat saji ala Romawi. Ini merupakan bagian penting dari kehidupan kota di zaman Romawi, sama seperti sekarang ini.