Astronom Temukan Sepasang Bintang 'Malapetaka' dengan Orbit Terpendek

By Wawan Setiawan, Sabtu, 8 Oktober 2022 | 10:00 WIB
Ilustrasi yang menunjukkan katai putih (kanan) mengelilingi bintang yang lebih besar seperti matahari (kiri) dalam orbit ultra-pendek, membentuk sistem biner (M.Weiss/Center for Astrophysics | Harvard & Smithsonian)

Nationalgeographic.co.id - Hampir setengah bintang di galaksi kita adalah soliter seperti matahari. Setengah lainnya terdiri dari bintang-bintang yang mengelilingi bintang-bintang lain, berpasangan dan berlipat ganda. Bahkan dengan orbit yang sangat ketat sehingga beberapa sistem bintang dapat masuk antara Bumi dan bulan.

Para astronom di MIT dan di tempat lain telah menemukan bintang biner, atau sepasang bintang, dengan orbit yang sangat pendek yaitu saling mengelilingi setiap 51 menit. Sistem ini tampaknya menjadi salah satu kelas biner langka yang dikenal sebagai "variabel malapetaka". Tempat sebuah bintang yang mirip dengan matahari kita mengorbit erat di sekitar katai putih—inti padat dari bintang yang terbakar habis.

Variabel malapetaka ini terjadi ketika dua bintang mendekat, selama miliaran tahun menyebabkan katai putih mulai bertambah, atau memakan materi dari bintang pasangannya. Proses ini dapat mengeluarkan kilatan cahaya yang sangat besar dan bervariasi. Berabad-abad yang lalu, diasumsikan oleh para astronom sebagai akibat dari bencana alam yang tidak diketahui.

Sistem yang baru ditemukan ini, diberi label oleh tim sebagai ZTF J1813+4251, yaitu variabel malapetaka dengan orbit terpendek yang terdeteksi hingga saat ini. Tidak seperti sistem lain yang diamati di masa lalu, para astronom menangkap variabel ini ketika bintang-bintang saling menutupi beberapa kali. Memungkinkan tim untuk secara tepat mengukur sifat masing-masing bintang.

Dengan pengukuran ini, para peneliti menjalankan simulasi tentang apa yang mungkin dilakukan sistem hari ini dan bagaimana ia harus berkembang selama ratusan juta tahun ke depan. Mereka menyimpulkan bahwa bintang-bintang saat ini dalam transisi. Bintang seperti matahari telah berputar dan "menyumbangkan" sebagian besar atmosfer hidrogennya ke katai putih yang rakus. Bintang seperti matahari pada akhirnya akan dilucuti menjadi inti yang sebagian besar padat dan kaya helium. Dalam 70 juta tahun lagi, bintang-bintang akan bermigrasi lebih dekat bersama-sama, dengan orbit sangat pendek hanya mencapai 18 menit. Sebelum akhirnya mereka mulai mengembang dan terpisah.

Beberapa dekade yang lalu, para peneliti di MIT dan di tempat lain memperkirakan bahwa variabel malapetaka seperti itu harus bertransisi ke orbit sangat pendek. Ini adalah pertama kalinya sistem transisi seperti itu diamati secara langsung.

Ilustrasi bintang biner yang memiliki orbit terpendek. Bintang-bintang seperti ini sangat langka. (Pixabay/CC0 Public Domain)

"Ini adalah kasus langka di mana kami menangkap salah satu sistem ini dalam tindakan beralih dari hidrogen ke helium akresi," kata Kevin Burdge, seorang Anggota Pappalardo di Departemen Fisika MIT. "Orang-orang memperkirakan objek-objek ini harus bertransisi ke orbit ultrapendek, dan telah lama diperdebatkan apakah mereka bisa cukup pendek untuk memancarkan gelombang gravitasi yang dapat dideteksi. Penemuan ini menghentikannya."

Budge dan rekan melaporkan penemuan mereka di jurnal Nature pada 5 Oktober dengan judul "A dense 0.1-solar-mass star in a 51-minute-orbital-period eclipsing binary." Anggota tim penulis studi ini termasuk kolaborator dari berbagai institusi, termasuk Harvard dan Smithsonian Center for Astrophysics.

 Baca Juga: Astronom Temukan Planet Ketiga Mengorbit Bintang Raksasa HD 33142

 Baca Juga: Sempat Dikira Lubang Hitam Terdekat, Ternyata Ada 'Bintang Vampir'

 Baca Juga: Dua Planet Bertabrakan sehingga Salah Satunya Kehilangan Atmosfernya