Bukti Kelainan Genetik Firaun Tutankhamun, Korban Perkawinan Sedarah

By Sysilia Tanhati, Jumat, 7 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Perkawinan sedarah dilakukan untuk menjaga kemurnian garis keturunan. Praktik ini biasa dilakukan oleh bangsawan di masa lalu. Namun, praktik ini menyebabkan beragam kelainan genetik, seperti yang dialami Firaun Tutankhamun. (Tiger cub & Roland Unger)

Nationalgeographic.co.id—Apa kesamaan Tutankhamun dengan Cleopatra, Charles II dari Spanyol, atau bahkan Ratu Victoria? Selain menjadi bangsawan dari sudut-sudut dunia yang berbeda, mereka semua adalah produk dari perkawinan sedarah. Mereka semua menderita kelainan genetik yang disebabkan oleh perkawinan sedarah. Ini adalah praktik yang dilakukan selama berabad-abad dan sangat populer di kalangan bangsawan.

Orang Mesir kuno tidak terkecuali dan Cleopatra adalah contoh yang terkenal. Pada Dinasti Ptolemeus, anggota keluarga menikah dengan sesama anggota keluarga karena kepercayaan pada garis keturunan murni. “Cleopatra sendiri menikah dengan kedua adik laki-lakinya,” ungkap Cecilia Bogaard di laman Ancient Origins.

Makam mewah Tutankhamun (KV62) yang tersembunyi ditemukan pada tahun 1922 di Lembah Para Raja. Ia adalah salah satu firaun Mesir yang paling terkenal. Namun para arkeolog sebenarnya hanya tahu sedikit tentang keluarganya yang merupakan Dinasti ke-18 Kerajaan Baru Mesir.

Ketidakpopuleran ayahnya, Akhenaten, menyebabkan dinasti itu terhapus setelah kematian Raja Tutankhamun. Mereka bahkan tidak termasuk dalam daftar firaun di era berikutnya. Sementara sejarawan telah mengidentifikasi Akhenaten sebagai ayahnya, identitas ibunya telah hilang oleh waktu.

Pemindaian untuk mengidentifikasi hubungan keluarga Tutankhamun

Pada tahun 2005, ada sebelas mumi yang diketahui berasal dari Dinasti Kedelapan Belas.

DNA dikeluarkan dengan hati-hati dari sisa-sisa mumi itu, sehingga pohon keluarga dapat disatukan kembali setelah tiga ribu tahun.

Pohon keluarga Firaun Tutankhamun. (Hawass. Z. et al)

Lebih dari 3.000 tahun kemudian, sebuah penelitian tahun 2010 menggunakan teknologi DNA mutakhir dan pemindaian CAT. Pemindaian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan keluarga antara 11 mumi, termasuk mumi Tutankhamun, yang diketahui berasal dari Dinasti ke-18. Dari jumlah tersebut, para ilmuwan hanya secara positif mengidentifikasi tiga sejauh ini. Mereka adalah Tutankhamun dan kakek dan buyutnya yang bukan bangsawan, Yuya dan Thuya.

Hasilnya sangat mencengangkan. Satu mumi di makam KV55 diidentifikasi sebagai Akhenaten, ayah Tutankhamun. Sementara itu, seorang wanita misterius yang dijuluki “Nyonya Muda” oleh para arkeolog. “Jenazahnya dikebumikan di makam KV35YL, diidentifikasi secara positif sebagai ibu Raja Tut,” Bogaard menambahkan.

Yang lebih mengejutkan adalah para ilmuwan menyimpulkan bahwa dia adalah saudara perempuan Akhenaten. Ini berarti bahwa orang tua Tutankhamun adalah saudara laki-laki dan perempuan.

Masalah kesehatan yang dialami anak dari hasil perkawinan sedarah