Bukti Kelainan Genetik Firaun Tutankhamun, Korban Perkawinan Sedarah

By Sysilia Tanhati, Jumat, 7 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Perkawinan sedarah dilakukan untuk menjaga kemurnian garis keturunan. Praktik ini biasa dilakukan oleh bangsawan di masa lalu. Namun, praktik ini menyebabkan beragam kelainan genetik, seperti yang dialami Firaun Tutankhamun. (Tiger cub & Roland Unger)

Sebuah produk dari hubungan inses, firaun muda menderita sejumlah besar masalah kesehatan yang diwariskan. Itu termasuk kaki pengkor, kyphoscoliosis, langit-langit mulut sumbing, dan bahkan mungkin anemia sel sabit dan kekebalan yang terganggu.

Efek kesehatan genetik dari perkawinan sedarah tidak diketahui selama eranya dan Tutankhamun menikahi saudara tirinya Ankhesenamun. Para arkeolog menemukan sisa-sisa dua bayi mumi muda di makamnya. Tutankhamun meninggal pada usia 19, tanpa meninggalkan keturunan.

Masalah tulang yang dialami oleh Tutankhamun

Ditemukan oleh pemindaian CAT, Tutankhamun memiliki banyak masalah dengan kakinya. Dia memiliki kaki pengkor seperti halnya kakek dan ibunya. “Kaki membelok ke dalam, kelainan bawaan yang sudah dialami sejak sebelum lahir,” tutur Thea Baldrick dilansir dari laman The Collector.

Kemungkinan yang lebih menyakitkan adalah nekrosis tulang pada dua jari kakinya. Karena pemotongan suplai darah, jaringan tulang kekurangan oksigen dan terdegradasi. Awalnya, dianggap sebagai kemungkinan gejala Penyakit Kohler II atau Sindrom Freiberg-Kohler, penyakit tulang yang langka. Namun penelitian lebih lanjut menyarankan skenario yang lebih mungkin terkait dengan malaria.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa sang firaun muda itu pincang. Lengkungan kaki kanannya rata, kemungkinan karena beban ekstra yang harus dia letakkan di atasnya. Di dalam makamnya juga terdapat seratus tiga puluh tongkat diletakkan di makam bersamanya. “Beberapa di antaranya sudah usang karena digunakan,” Baldrick juga menambahkan.

Tutankhamun menderita kyphoscoliosis ringan, kelengkungan tulang belakang sementara Thuya, nenek buyutnya, menderita kyphoscoliosis parah. Ini mungkin tidak terlihat di Tutankhamun tetapi nenek buyutnya mungkin memiliki punggung yang bungkuk.

Selain itu, baik ibu Akhenaten dan Tutankhamun menderita skoliosis, kelengkungan tulang belakang ke samping. Ini mungkin tidak terlihat tetapi didasarkan pada bukti patologi keluarga yang diturunkan.

Akhirnya, pemindaian CAT menunjukkan cedera kaki yang parah pada tulang di atas lutut kiri. Tubuhnya berusaha menyembuhkan lukanya karena ditemukan indikasi peradangan pada jaringan di sekitarnya. Mumi tersebut banyak mengalami patah tulang akibat perlakuan kasar setelah ditemukan oleh Howard Carter. Tetapi patah pada kaki tersebut pasti terjadi sebelum kematian karena indikasi peradangan.

Patologi mulut

Pada saat kematiannya, firaun muda mengalami impaksi gigi bungsu yang tumbuh ke samping di mulutnya. Tidak jarang, kondisi ini menimbulkan rasa sakit. Tutankhamun juga memiliki dagu yang tersembunyi, mengakibatkan giginya seakan maju ke depan.