Nationalgeographic.co.id—Ketika mendengar namanya, mungkin kerumitan yang akan terlintas di benak kebanyakan orang saat nama "Pythagoras" digaungkan. Seorang filsuf yang sohor dalam disiplin ilmu Matematika karena teoremanya.
Phytragoras hidup sekitar tahun 570 sampai dengan sekitar tahun 495 SM. "Ia merupakan salah satu filsuf Yunani kuno yang teorema Pythagorasnya telah menyiksa anak-anak sekolah selama beberapa generasi," tulis Khalid Elhassan.
Ia menulis kepada History Collection dalam sebuah artikel berjudul "The Philosopher who Trolled Himself to Death and Other Philosophical Oddities from History" terbitan 27 September 2022.
Menariknya, di balik teorema-teorema pelik Phytagoras dalam dunia sains dan matematika, ia menyimpan sejumlah filosofi yang unik, bahkan konyol. Sebut saja kepercayaannya tentang sebuah kacang dan kentut.
"Phytagoras memiliki beberapa kepercayaan yang lucu, seperti kebencian terhadap kacang, karena dia berpikir bahwa kacang itu berisi jiwa orang mati," tambahnya.
Konyolnya lagi, ia juga memiliki keyakinan bahwa orang bisa saja kehilangan sebagian jiwanya setiap kali mereka kentut. Keengganan Pythagoras terhadap kacang dan kentut selalu mendapat banyak perhatian, bahkan dari para penulis kuno.
Keduanya berkaitan menurut Phytagoras. Dia percaya bahwa seseorang tidak boleh makan kacang fava karena dapat memberi gumpalan gas dalam perut, memaksa orang itu untuk kentut yang dapat menghilangkan sebagian "napas kehidupannya".
Masalahnya, Pythagoras tidak menganggap semua kepercayaan itu lucu. Seperti yang terlihat lebih jauh di bawah daftar ini, Pythagoras sangat serius dengan keyakinannya yang aneh. Singkatnya, ia sangat serius dalam hal itu.
Baca Juga: Hypatia, Filsuf Perempuan yang Mati Tragis Karena Dibakar Hingga Mati
Baca Juga: Belajar di Akademia, Pusat Pendidikan Yunani Kuno oleh Plato
Baca Juga: Mengapa Pemikiran Filsuf Konfusius Masih Relevan Hingga Saat Ini?
Saat dia melarikan diri dari pengejar yang hendak membunuhnya, jalur pelariannya berakhir di sebuah ladang kacang.
Alih-alih membelah ladang dan bersentuhan dengan kacang yang dibencinya, ia memilih berbalik untuk menghadapi pembunuhnya, ia tewas kemudian. Meski begitu. selama hidupnya Phytagoras dikenal sebagai seorang yang menyenangkan.
Salah satu kegiatan menyenangkan yang dinikmati Pythagoras bersama dengan lingkungan sosialnya adalah minum anggur. Itu pun ia abadikan dengan cangkir unik yang dinamakan cangkir Phytagoras.
Terlepas dari itu, orang Yunani Kuno lainnya tetap makan banyak kacang fava meskipun filosofi Phytagoras telah dikumandangkan. Itu yang membuat kepercayaan Pythagoras diejek. Penyair Horace dengan ejekan menyebut kacang sebagai "hubungan Pythagoras."