Ketakutan yang Jadi 'Bahan Bakar' Pembangunan Tembok Hadrian

By Sysilia Tanhati, Selasa, 11 Oktober 2022 | 13:00 WIB
Pada tahun 122 Masehi, Kaisar Romawi Hadrian membangun tembok di Britania. Saat itu, ketakutan menjadi bahan bakar pembangunan Tembok Hadrian yang tersohor itu. (Steven Fruitsmaak)

Orang Pikt yang menjadi ancaman

Hadrian memandang penduduk Skotlandia selatan—Pikt—sebagai ancaman. Mereka sering menyerbu wilayah Romawi dan terlibat dalam perang gerilya. Dalam serangan itu, orang Picts mencuri ternak dan menangkap budak. Mulai abad keempat, serangan terjadi terus-menerus dan menimbulkan korban di salah satu provinsi paling barat Romawi itu.

Maka tembok pun dibangun. Tembok Hadrian berfungsi sebagai garis pertahanan, membantu sejumlah kecil tentara Romawi menopang pasukan melawan musuh dengan jumlah yang jauh lebih besar.

Tembok Hadrian tidak hanya dibangun untuk mencegah orang Pikt melintas. Tembok ini juga menghasilkan pendapatan bagi kekaisaran. Sejarawan berpikir jika tembok menjadi penghalang bea cukai. Untuk melewati tembok, orang Romawi dapat mengenakan pajak kepada siapa pun yang masuk. Hambatan serupa ditemukan di tembok perbatasan Romawi lainnya, seperti di Porolissum di Dacia.

Selain itu, Tembok Hadrian diperkirakan membantu mengendalikan arus penduduk di utara dan selatan. Sehingga, dapat memudahkan orang Romawi untuk melawan orang-orang Pikt.

“Segelintir orang dapat menahan kekuatan yang jauh lebih besar dengan menggunakan Tembok Hadrian sebagai perisai,” Benjamin Hudson, profesor sejarah di Pennsylvania State University.

Menunda serangan bahkan untuk satu atau dua hari memungkinkan pasukan lain datang ke daerah itu. Karena Tembok memiliki pos pemeriksaan dan gerbang yang terbatas, Collins mencatat, akan sulit bagi perampok berkuda untuk terlalu dekat. Dan karena calon musuh tidak dapat membawa kuda melewati tembok, pelarian yang sukses akan jauh lebih sulit.

Bangsa Romawi telah menguasai daerah di sekitar Tembok Hadrian selama satu generasi, sehingga pembangunannya tidak memicu banyak perubahan budaya. Namun, mereka harus menyita lahan yang luas.

Sebagian besar bahan bangunan, seperti batu dan rumput, mungkin diperoleh secara lokal. Bahan khusus, seperti timah, kemungkinan besar dibeli secara pribadi, tetapi dibayar oleh gubernur provinsi. Sebagian besar dana pembangunan tembok berasal dari pendapatan pajak di Britania.

Tidak ada catatan tentang perlawanan penduduk lokal terhadap konstruksi tembok. Catatan Romawi berfokus pada konflik skala besar alih-alih keributan lokal. Jadi mereka mungkin mengabaikan perlawanan dari penduduk lokal terhadap tembok.

   

Baca Juga: Batu Bergambar Penis Romawi Kuno Ditemukan di Dekat Tembok Hadrian