Nationalgeographic.co.id—Sebuah tembok atau penghalang biasa dibangun di antara kedua wilayah. Tujuannnya untuk mencegah serangan juga imigrasi ilegal. Seperti The Wall yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Trump untuk mencegah imigran ilegal dari Meksiko. Ini bukan kali pertama seorang pemimpin membangun tembok untuk menghalangi masuknya penduduk asing yang dianggap sebagai ancaman. Pada tahun 122 Masehi, Kaisar Romawi Hadrian melakukan hal yang sama. Saat itu, ketakutan menjadi bahan bakar pembangunan Tembok Hadrian yang tersohor itu.
Tembok ini membentang 128 km dari Laut Irlandia di barat ke Laut Utara di timur. Berlokasi di Inggris utara, Tembok Hadrian menjadi salah satu struktur Inggris yang paling terkenal. Benteng itu dirancang untuk melindungi provinsi Romawi di Britannia dari ancaman yang hanya diingat oleh segelintir orang saat ini. Mereka adalah Pikt, tetangga “barbar” dari Caledonia, yang sekarang dikenal sebagai Skotlandia.
Pada akhir abad pertama, orang Romawi berhasil menguasai sebagian besar Inggris. Kekaisaran masih menghadapi tantangan di utara, dan satu gubernur provinsi, Agricola, membuat beberapa kemajuan militer di daerah itu.
Menurut penulis sejarah, Tacitus, puncak kampanye di utara adalah kemenangan pertempuran Mons Graupius, yang mungkin terjadi di Skotlandia selatan. Agricola mendirikan beberapa benteng utara, di mana dia menempatkan garnisun untuk mengamankan tanah yang telah ditaklukkan. Namun sayangnya, upaya untuk menaklukkan orang utara ini akhirnya gagal. Kaisar Domitianus memanggilnya kembali beberapa tahun kemudian.
Baru pada tahun 120-an, Inggris utara merasakan kembali aturan tangan besi Romawi. Saat itu, Romawi berada di bawah kepemimpinan Kaisar Hadrian. Sang kaisar mengabdikan perhatiannya untuk menjaga perdamaian di seluruh dunia.
Ia mereformasi pasukan dan mendapatkan rasa hormat mereka dengan hidup seperti tentara biasa, Bak prajurit, Hadrian ikut berjalan sepanjang 36 km sehari dengan perlengkapan militer lengkap. Didukung oleh militer, ia menumpas perlawanan bersenjata dari suku-suku pemberontak di seluruh Eropa.
Ketakutan yang dirasakan oleh Kaisar Hadrian
Tetapi meskipun Hadrian menyukai pasukannya sendiri, dia memiliki musuh politik seperti kaisar-kaisar Romawi pada umumnya. “Ia pun memiliki ketakutan akan tewas dibunuh oleh musuhnya di Roma,” tutur Carly Silver di laman Smithsonian Magazine.
Didorong oleh rasa takutnya, Hadrian mengunjungi hampir setiap provinsi di kekaisaran secara langsung. Ia turun tangan untuk menyelesaikan perselisihan dan menyebarkan niat baik kekaisaran. Tujuannya termasuk Inggris utara, di mana ia memutuskan untuk membangun tembok dan zona militer permanen antara musuh dan wilayah Romawi.
Sumber utama tentang sejarah Tembok Hadrian tersebar luas. Itu mencakup segala sesuatu mulai dari surat, catatan sejarawan Romawi hingga prasasti di dinding itu sendiri. Sejarawan juga telah menggunakan bukti arkeologi seperti pot dan pakaian yang tersisa. Mereka merekonstruksi seperti apa kehidupan sehari-hari di sekitar tembok saat itu. Namun dokumen-dokumen yang bertahan hanya fokus pada Romawi alih-alih pada musuh.
Sebelum periode ini, Romawi memerangi musuh di Inggris utara dan Skotlandia selatan selama beberapa dekade, tulis Rob Collins, penulis Hadrian's Wall and the End of Empire. Selama itu, mereka memiliki satu masalah. Prajurit Romawi tidak memiliki cukup orang untuk mempertahankan kontrol permanen atas daerah tersebut.
Orang Pikt yang menjadi ancaman
Hadrian memandang penduduk Skotlandia selatan—Pikt—sebagai ancaman. Mereka sering menyerbu wilayah Romawi dan terlibat dalam perang gerilya. Dalam serangan itu, orang Picts mencuri ternak dan menangkap budak. Mulai abad keempat, serangan terjadi terus-menerus dan menimbulkan korban di salah satu provinsi paling barat Romawi itu.
Maka tembok pun dibangun. Tembok Hadrian berfungsi sebagai garis pertahanan, membantu sejumlah kecil tentara Romawi menopang pasukan melawan musuh dengan jumlah yang jauh lebih besar.
Tembok Hadrian tidak hanya dibangun untuk mencegah orang Pikt melintas. Tembok ini juga menghasilkan pendapatan bagi kekaisaran. Sejarawan berpikir jika tembok menjadi penghalang bea cukai. Untuk melewati tembok, orang Romawi dapat mengenakan pajak kepada siapa pun yang masuk. Hambatan serupa ditemukan di tembok perbatasan Romawi lainnya, seperti di Porolissum di Dacia.
Selain itu, Tembok Hadrian diperkirakan membantu mengendalikan arus penduduk di utara dan selatan. Sehingga, dapat memudahkan orang Romawi untuk melawan orang-orang Pikt.
“Segelintir orang dapat menahan kekuatan yang jauh lebih besar dengan menggunakan Tembok Hadrian sebagai perisai,” Benjamin Hudson, profesor sejarah di Pennsylvania State University.
Menunda serangan bahkan untuk satu atau dua hari memungkinkan pasukan lain datang ke daerah itu. Karena Tembok memiliki pos pemeriksaan dan gerbang yang terbatas, Collins mencatat, akan sulit bagi perampok berkuda untuk terlalu dekat. Dan karena calon musuh tidak dapat membawa kuda melewati tembok, pelarian yang sukses akan jauh lebih sulit.
Bangsa Romawi telah menguasai daerah di sekitar Tembok Hadrian selama satu generasi, sehingga pembangunannya tidak memicu banyak perubahan budaya. Namun, mereka harus menyita lahan yang luas.
Sebagian besar bahan bangunan, seperti batu dan rumput, mungkin diperoleh secara lokal. Bahan khusus, seperti timah, kemungkinan besar dibeli secara pribadi, tetapi dibayar oleh gubernur provinsi. Sebagian besar dana pembangunan tembok berasal dari pendapatan pajak di Britania.
Tidak ada catatan tentang perlawanan penduduk lokal terhadap konstruksi tembok. Catatan Romawi berfokus pada konflik skala besar alih-alih keributan lokal. Jadi mereka mungkin mengabaikan perlawanan dari penduduk lokal terhadap tembok.
Baca Juga: Batu Bergambar Penis Romawi Kuno Ditemukan di Dekat Tembok Hadrian
Baca Juga: Vila Kaisar Romawi Hadrian, Cerminan Penguasa yang Berbudaya
Baca Juga: Penemuan Ratusan Pemukiman Kuno Zaman Besi Dekat Tembok Hadrian
Meski tembok sudah dibangun, orang Pikt terus menyerang selama berabad-abad. Tak lama setelah tembok dibangun, mereka berhasil menyerbu daerah di sekitarnya. Ketika pemberontakan berlanjut, penerus Hadrian menuju ke barat untuk berperang.
Pada tahun 180-an, orang Pikt bahkan sempat menyalip tembok tersebut. Selama berabad-abad, Britania dan provinsi lain memberontak melawan Romawi beberapa kali dan kadang-kadang memisahkan diri.
Penduduk setempat memperoleh keuntungan materi, berkat intervensi militer dan peningkatan perdagangan. Namun penduduk asli Britania kehilangan tanah dan manusia. Tetapi sulit untuk mengatakan seberapa keras efek bentrokan bagi orang Pikt karena catatan Pikt tersebar dan tidak dapat diterjemahkan.
Pada abad kelima, pengaruh Romawi di Britania berangsur-angsur berkurang. Kontrol Romawi yang sudah lemah di Britania utara tergelincir karena gejolak di dalam kekaisaran. Selain itu, ancaman dari musuh lain seperti Visigoth dan Vandal juga turut mengguncang kekaisaran. Antara 409 dan 411 Masehi, Britania secara resmi lepas dari Kekaisaran Romawi.
Ribuan tahun berlalu, sisa-sisa Tembok Hadrian menjadi saksi bisu keberadaan orang Romawi di sana.