Diplomasi yang luar biasa
Kaisar Bizantium duduk di atas takhta emas otomatis dikelilingi oleh singa emas yang mengaum dan burung emas yang berkicau. ”Ini menciptakan kesan abadi pada orang asing yang datang,” Preskar menjelaskan.
Bizantium mampu memainkan lawan mereka satu sama lain untuk menyebabkan ketidakstabilan batin. Taktik ini pun menyelamatkan kekaisaran dari serangan musuh. Selain itu, mereka memiliki kementrian luar negeri yang sederhana. Tugasnya mengumpulkan intelijen tentang tetangga-tetangga kekaisaran. Mereka juga menyiapkan perjanjian bilateral serta melatih mata-mata dan diplomat.
Setiap pangeran yang kehilangan hak warisnya dari kerajaan tetangga diterima di Konstantinopel. Bagaimanapun, dia bisa memulai pemberontakan di negara asalnya. Situasi ini tentunya menguntungkan bagi Bizantium.
Putri kaisar menikah dengan semua raja di seluruh Mediterania. Sedikit lebih sulit untuk menyerang jika Anda menikah dengan kerabat, bukan?
Suap juga merupakan bagian penting di kekaisaran. Mengapa melawan musuh jika Anda bisa menyuapnya?
Kaisar yang stabil
Seperti halnya di Romawi Barat, kaisar di Bizantium meninggal karena kudeta dan konspirasi. Mereka dimutilasi atau dibunuh. Tak perlu dikatakan, menjadi seorang kaisar adalah pekerjaan paling berbahaya di timur dan barat.
Namun, di Bizantium tidak ada maniak seksual atau megalomaniak, seperti Tiberius, Caligula, Nero, atau Elagabalus.
Apakah kompeten, apakah berumur panjang atau tidak, sebagian besar kaisar di Bizantium adalah orang-orang yang rendah hati.
Selain itu, kaisar di Bizantium tidak lagi diperlakukan sebagai dewa yang hidup karena agama Kristen sebagai agama dominan. Kekuasaan mereka selanjutnya dikekang oleh birokrasi yang kuat.