Ilmuwan Pelajari Anak Tikus untuk Memahami Pola Tangisan Bayi Manusia

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 15 Oktober 2022 | 15:30 WIB
Para peneliti telah mempelajari perilaku vokal bayi tikus, yang disebut pups. (Juniors Bildarchiv)

Nationalgeographic.co.id — Studi baru dari Tohoku University menemukan bahwa bayi yang lahir dari ayah yang lebih tua menangis secara berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa tangisan bayi dapat berfungsi sebagai penanda perkembangan bayi.

Menurut penelitian tersebut, perubahan tangisan pada bayi dapat mengindikasikan risiko gangguan spektrum autisme atau gangguan perkembangan saraf lainnya. Para peneliti mengetahui bahwa anak-anak dengan gangguan ini menunjukkan pola menangis tertentu.

Namun, para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami apa yang membuat pola tangisan anak-anak ini berbeda. Studi terbaru menunjukkan bahwa usia ayah yang lanjut merupakan faktor risiko gangguan perkembangan saraf dan menurunkan berat badan pada keturunannya.

Laporan studi tersebut telah diterbitkan di iScience yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut bisa didapatkan secara daring dengan judul "Advanced paternal age diversifies individual trajectories of vocalization patterns in neonatal mice."

Seperti diketahui, tangisan bayi adalah bentuk komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian pengasuh orang dewasa, dan setiap bayi menangis dengan cara yang sama tetapi berbeda.

Para peneliti telah mempelajari perilaku vokal bayi tikus, yang disebut pups, untuk menentukan bagaimana usia ayah memengaruhi komunikasi vokal dan perkembangan berat badan anak-anaknya. Studi mereka akan membantu mereka lebih memahami perkembangan vokal pada bayi manusia.

Bayi yang lahir dari ayah yang lebih tua menangis secara berbeda. (Felix Schmitt/The New York Times)

Untuk lebih memahami hubungan antara usia ayah dan perilaku vokal pada anak mereka, tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Noriko Osumi, Fakultas Kedokteran Tohoku University telah melakukan penelitian, menggunakan tikus, untuk menentukan bagaimana penuaan ayah memengaruhi perilaku vokal keturunan.

Salah satu temuan utama tim adalah bahwa usia ayah yang lanjut menyebabkan perubahan pada perilaku vokal awal dan meningkatkan jumlah keturunan dengan pola perkembangan atipikal.

"Fitur vokal pups yang lahir dari ayah yang sudah tua ini mirip dengan pups dari tikus model gangguan spektrum autisme. Selain itu, pups yang lahir dari ayah muda menunjukkan repertoar yang kaya, sementara mereka yang lahir dari ayah yang sudah tua menunjukkan repertoar yang terbatas," kata Profesor Osumi .

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah mempelajari vokalisasi ultrasonik pada tikus untuk mempelajari lebih lanjut tentang neurobiologi komunikasi vokal.

 Baca Juga: Kondisi Stres Ibu Saat Hamil Terkait dengan Emosi Negatif pada Bayi