Baca Juga: Cangkir Sangkar: Kaca Mewah nan Spektakuler dari Peradaban Romawi Kuno
Baca Juga: Menelusuri Jejak Dunia Romawi Kuno dalam Kehidupan Modern Saat Ini
Setiap sofa memiliki tempat duduk tiga orang. Dalam perjamuan, tamu akan disajikan tiga hidangan. Gustatio adalah hidangan pembuka. Lalu, ada hidangan utama—disebut mensae primae—dan terakhir, hidangan penutup (atau mensae secundae).
Anggur disajikan dari awal hingga akhir. Namun jangan bandingkan anggur Romawi dengan anggur di zaman modern. Orang Romawi mencampur anggur mereka dengan air yang dipanaskan dalam ketel authepsae.
Meja biasanya berisi banyak nampan saji, wadah minum, dan berbagai peralatan. Ruangan itu sendiri biasanya didekorasi dengan karya seni dan perabotan yang paling mengesankan. Perjamuan atau pesta belum lengkap tanpa hiburan. Musik hanyalah permulaan. Para tamu dapat pertunjukan hewan, seperti macan tutul. Tidak jarang pertunjukan itu meniru pertarungan gladiator.
Makanan terlarang akan ditawarkan
Bangsa Romawi memiliki undang-undang yang menetapkan soal makanan yang tidak boleh disajikan saat perjamuan. Misalnya larangan untuk menyajikan hewan yang digemukkan secara artifisial. Undang-undang juga membatasi hal-hal seperti jenis dan jumlah burung eksotis yang dapat disajikan.
Namun, perjamuan Romawi bukan semata tentang makanan. Orang Romawi lebih menekankan pada bagaimana membuat perjamuan yang lebih mewah dari orang lain. Maka tidak heran jika segala larangan dilanggar.
Ketika tiba saatnya untuk merencanakan menu untuk jamuan makan, sebagian besar memutuskan undang-undang makanan mewah mana yang akan dilanggar.
Maka saat perjamuan makan malam Romawi, tamu akan menikmati beberapa jenis hewan yang digemukkan ini. Ikan—terutama belanak merah dan belut—yang dipelihara di kolam ikan. Burung yang dipelihara di sangkar dan diberi beragam makanan. Dormice, sejenis hewan pengerat, yang juga dipelihara secara khusus.