Selalu Ada Alasan untuk Pesta, Seperti Apa Perjamuan Mewah Romawi?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 16 Oktober 2022 | 16:30 WIB
Berpesta dengan makanan dan minuman berlimpah, ada beragam jenis perjamuan di zaman Romawi. Mulai dari pesta keagamaan hingga jamuan sosial. (Roberto Bompiani/Getty)

Pencicip makanan juga hadir dalam perjamuan Romawi

Kepercayaan populer menyatakan bahwa perjamuan Romawi adalah tempat yang tepat untuk menyingkirkan saingan. Orang akan memasukkan racun ke dalam cangkir anggur saingan agar ia berhenti mengganggunya.

Namun apakah ini benar atau rumor belaka? Menurut Strauss, kasus keracunan yang sebenarnya cukup langka. “Tetapi bukan berarti tidak ada kecurigaan yang muncul ketika seseorang tiba-tiba jatuh sakit—atau meninggal—setelah pesta,” tambahnya.

 Baca Juga: Kebiasaan Posisi Makan Ungkap Kelas Sosial Orang Romawi Kuno

 Baca Juga: Peracunan: Cara Populer Singkirkan Musuh di Zaman Romawi Kuno

Maka, bukan hal yang aneh bagi beberapa orang Romawi yang penting untuk menghadirkan pencicip makanan dalam pesta. Ini mungkin tampak sebagai pekerjaan paling menyebalkan di dunia, tetapi faktanya, kasus keracunan jarang terjadi.

Pencicip makanan Romawi disebut praegustatores, sebagian dari mereka adalah budak dan orang bebas. Pekerjaan ini bisa menjadi batu loncatan menuju karier yang jauh lebih menguntungkan.

Perjamuan Romawi dirancang dengan hati-hati untuk alasan tertentu

Bagi sebagian orang, perjamuan adalah bentuk seni. Apicius mengalami kebangkrutan mengejar kelezatan demi kelezatan, tetapi dia dipuji karena menyajikan makanan lezat di perjamuannya.

Tidak jarang para tamu memuji kesederhanaan jamuan makan yang mereka hadiri. Julius Caesar dan Kaisar Augustus dipuji secara luas karena mengadakan perjamuan yang sederhana, tetapi nyaman.

Dan bagi yang lain, ini adalah waktu yang tepat untuk sedikit bersenang-senang. Kaisar Domitian yang dikenal kejam menutupi aulanya dengan warna hitam. Ia hanya menyajikan makanan hitam, dan mendudukkan setiap tamu di samping nisan mereka sendiri. Berhasil menciptakan rasa takut, ia pun senang dan memberi hadiah kepada para tamu sebelum pulang.

Apapun alasan di baliknya, perjamuan makan menjadi faktor penting dalam kebudayaan Romawi.