Dunia Hewan: Gajah Asia Malah Menyukai Habitat di Tepi Kawasan Lindung

By Wawan Setiawan, Kamis, 20 Oktober 2022 | 16:00 WIB
Gajah jantan berkerah besar di Kenyir, Semenanjung Malaysia. Penelitian dunia hewan terbaru mengungkap mereka lebih memilih habitat pinggir kawasan lindung, daripada kawasan itu sendiri. (Ahimsa Campos-Arceiz/MEME)

Kelompok gajah dengan dua individu berkerah. Betina berkerah adalah anggota grup, sedangkan jantan bergabung dengan grup hanya untuk beberapa hari. (Alicia Solana-Mena/MEME)

Wilayah Sunda, tempat penelitian berlangsung, adalah hotspot global untuk keanekaragaman hayati. Namun, diperkirakan hanya 50% dari hutan asli kawasan yang tersisa dan kurang dari 10% yang dilindungi secara resmi. Gajah Asia terancam punah dan hidup di lanskap yang sangat terfragmentasi di wilayah ini.

Karena wilayah jelajah gajah Asia yang luas, mereka sering berada di lanskap yang didominasi manusia, yang tak terhindarkan mengarah pada konflik manusia-gajah.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis pergerakan 102 gajah Asia, merekam lebih dari 60.000 lokasi GPS di semenanjung Melayu dan Kalimantan. Data dikumpulkan dari lebih dari satu dekade kerja lapangan oleh tiga kelompok penelitian. Para peneliti kemudian membandingkan data ini dengan lokasi kawasan lindung formal untuk melihat berapa banyak waktu yang dihabiskan gajah di kawasan ini dan kawasan di sekitarnya.

Kawasan lindung dapat berkisar secara dramatis dalam tingkat perlindungan yang mereka terima. Dalam studi ini penulis hanya memasukkan kawasan lindung yang terdaftar di World Database of Protected Areas dalam analisisnya. Itu tidak termasuk cadangan hutan yang dieksploitasi yang digunakan untuk penebangan.

"Konflik manusia-gajah sekarang menjadi ancaman utama bagi gajah Asia, tetapi secara mengejutkan kita hanya tahu sedikit tentang efektivitas strategi mitigasi yang berbeda dan bagaimana mempromosikan koeksistensi manusia-gajah jangka panjang dan berkelanjutan,” ujar Dr. Antonio de la Torre, penulis pertama studi tersebut. "Memahami bagaimana kita dapat mengurangi biaya konflik ini untuk manusia dan gajah, dan bagaimana meningkatkan toleransi masyarakat terhadap kehadiran gajah, harus menjadi prioritas penelitian utama di daerah tersebut."