Tidur Kurang dari Lima Jam, Dikaitkan dengan Risiko Berbagai Penyakit

By Wawan Setiawan, Jumat, 21 Oktober 2022 | 09:00 WIB
Kebiasaan tidur yang buruk atau kurang dari 5 jam dapat dikaitkan dengan risiko berbagai macam penyakit. (Viktoriia Hnatiuk / iStock)

Nationalgeographic.co.id - Tidur kurang dari lima jam pada pertengahan hingga akhir kehidupan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan setidaknya dua penyakit kronis, demikian temuan sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti UCL.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan di PLOS Medicine pada 18 Oktober dengan judul "Association of sleep duration at age 50, 60, and 70 years with risk of multimorbidity in the UK: 25-year follow-up of the Whitehall II cohort study". Penelitian ini menganalisis dampak durasi tidur terhadap kesehatan lebih dari 7.000 pria dan wanita pada usia 50, 60, dan 70, dari studi kohort Whitehall II.

Para peneliti memeriksa hubungan antara berapa lama setiap peserta tidur, kematian dan apakah mereka telah didiagnosis dengan dua atau lebih penyakit kronis (multimorbiditas)—seperti penyakit jantung, kanker, atau diabetes—selama 25 tahun.

Orang yang melaporkan mendapatkan lima jam tidur atau kurang pada usia 50 tahun, 20% lebih mungkin didiagnosis dengan penyakit kronis dan 40% lebih mungkin didiagnosis dengan dua atau lebih penyakit kronis selama 25 tahun, dibandingkan dengan orang yang tidur selama sampai tujuh jam.

Selain itu, tidur selama lima jam atau kurang pada usia 50, 60, dan 70 dikaitkan dengan 30% hingga 40% peningkatan risiko multimorbiditas bila dibandingkan dengan mereka yang tidur hingga tujuh jam.

Para peneliti juga menemukan bahwa durasi tidur lima jam atau kurang pada usia 50 dikaitkan dengan 25% peningkatan risiko kematian selama 25 tahun masa tindak lanjut—yang terutama dapat dijelaskan oleh fakta bahwa durasi tidur pendek meningkatkan risiko penyakit kronis penyakit, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kematian.

Jumlah tidur yang kita butuhkan berubah melalui berbagai tahap kehidupan. Anda bisa mempelajarinya dari infographic di atas. (American Sleep Association)

"Multimorbiditas sedang meningkat di negara-negara berpenghasilan tinggi dan lebih dari setengah orang dewasa yang lebih tua sekarang memiliki setidaknya dua penyakit kronis. Ini terbukti menjadi tantangan utama bagi kesehatan masyarakat, karena multimorbiditas dikaitkan dengan penggunaan layanan kesehatan yang tinggi, rawat inap, dan kecacatan,” ungkap penulis utama, Dr. Severine Sabia dari Institut Epidemiologi & Kesehatan UCL, dan Inserm, Université Paris Cité. “Seiring bertambahnya usia, kebiasaan tidur dan struktur tidur mereka berubah. Namun, dianjurkan untuk tidur selama 7 hingga 8 jam semalam—karena durasi tidur di atas atau di bawah ini sebelumnya telah dikaitkan dengan penyakit kronis individu.”

 Baca Juga: Riset Baru: Tidur di Sebelah Ponsel Berdampak Buruk bagi Kesehatan

 Baca Juga: Kurang Tidur Merusak Kesadaran Sosial dan Keinginan Membantu Sesama

 Baca Juga: Hasil Studi: Tidur 7 Jam Optimal bagi Orang Paruh Baya dan Lansia

Temuan ini menunjukkan bahwa durasi tidur pendek juga telah dikaitkan dengan multimorbiditas.

“Untuk memastikan tidur malam yang lebih baik, penting untuk mempromosikan kebersihan tidur yang baik, seperti memastikan kamar tidur tenang, gelap dan suhu yang nyaman sebelum tidur. Disarankan juga untuk melepas perangkat elektronik dan menghindari makan besar sebelum tidur. Aktivitas fisik dan paparan cahaya di siang hari mungkin juga meningkatkan kualitas tidur." kata Sabia.

Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti juga menilai apakah tidur dalam durasi yang lama, sembilan jam atau lebih, memengaruhi hasil kesehatan. Ternyata, tidak ada hubungan yang jelas antara durasi tidur yang lama pada usia 50 dan multimorbiditas pada orang sehat. Namun, jika peserta telah didiagnosis dengan kondisi kronis, maka durasi tidur yang lama dikaitkan dengan sekitar 35% peningkatan risiko mengembangkan penyakit lain. Para peneliti percaya ini bisa jadi karena kondisi kesehatan mendasar yang memengaruhi tidur.

"Tidur yang cukup memungkinkan tubuh Anda untuk beristirahat. Ada sejumlah cara lain agar tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke, termasuk dengan meningkatkan peradangan dan meningkatkan aliran tekanan darah,” tutur Jo Whitmore, perawat jantung senior di British Heart Foundation.

"Penelitian ini menambah semakin banyak penelitian yang menyoroti pentingnya tidur malam yang nyenyak," tambahnya.