Nationalgeographic.co.id - Anda pengguna aplikasi kencan daring? Coba tanyakan pada diri sendiri, sudah seberapa jujur Anda dalam memperkenalkan diri lewat profil agar ada yang tertarik. Anda tentu mengetahui frasa bijak yang mungkin pernah terdengar "untuk memulai hubungan romansa baru, jadilah jujur dan menjadi diri sendiri".
Sebuah penelitian di Personality and Social Psychology Bulletin tahun 2008 mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen pengguna kencan daring, memasukkan informasi tentang diri mereka yang 'menyimpang' dari kebenaran.
"Pria berbohong lebih banyak tentang tinggi badan mereka, dan wanita berbohong lebih banyak tentang berat badan mereka," tulis para peneliti yang dipimpin Catalina L. Toma dari Cornell University, AS.
Yang paling sering adalah foto-foto yang ditampilkan tidak akurat. Pola penipuan ini terkadang menjadi ajang bagi pengguna lainnya, untuk mengasah profil palsu mereka dengan mengedit foto atau kendala sosial dalam membangun romantis.
Namun, kenapa kita memalsukan tentang kita supaya mendapatkan pasangan romantis? Pengajar filsafat University Oxford Jonny Thomson punya pendapat yang ditulis di Big Think berjudul "Men and women both lie in dating profiles, but not about the same things."
Dia berpendapat, kepura-puraan kita di aplikasi kencan daring sebenarnya bisa dijelaskan secara alamiah dan evolusioner kita. Banyak hewan dalam ritual kawin melibatkan banyak kepura-puraan. Misalnya, burung kolibri berekor lebar akan menukik ke bawah dari tempat tinggi untuk memamerkan bulu lehernya yang berwarna-warni dan bersuara unik.
Baca Juga: Charles Darwin Ungkap Bagaimana 'Kecantikan' Dapat Terbentuk
Baca Juga: Mendefinisikan 'Kecantikan', Mengapa Banyak Orang yang Memujanya?
Baca Juga: Ternyata, Aplikasi Kencan Daring Dapat Menimbulkan Ketimpangan Ras
Baca Juga: Alasan Kegagalan Berkencan Masa Kini: Perbedaan Pandangan Politik
Atau, sepupu jauh kera kita, gorila akan memukul dadanya untuk memamerkan kejantanannya. Artinya, semua perilaku itu demi mendapatkan hubungan seksual. Charles Darwin pernah mengungkapnya sebagai seleksi seksual seperti yang sebelumnya National Geographic Indonesia pernah singgung.
"Dengan manusia, itu tidak jauh lebih rumit. Teori seleksi seksual Darwin menunjukkan bahwa kita semua bersaing secara intra dan antar-seksual untuk keberhasilan reproduksi. Dengan kata lain, kita mencoba untuk menemukan pasangan yang baik dan kami melawan saingan untuk melakukannya," tulis Thomson. "Jadi, jika kita mencari jawaban evolusioner untuk ilmu tarik-menarik, kita mengharapkan tingkat keseragaman spesies, kan?"
Pria tampaknya cenderung menghargai "kapasitas reproduksi", sementara wanita lebih menghargai "perolehan sumber daya". Thomson menyimpulkan, pria menyukai daya tarik fisik dan pasangan yang awet muda, sedangkan wanita mencari status sosial yang lebih tinggi dan menentukan.
Perilaku ini tercermin pada kebiasaan mencari pasangan di aplikasi kencan daring kita. Pria lebih suka profil wanita yang menarik, lebih muda, dan pendek. Sedangkan perempuan lebih suka profil pria yang punya penghasilan tinggi dan tampak sejahtera. "Itu juga menunjukkan bahwa wanita tertarik pada pengacara, petugas pemadam kebakaran, dan tentara juga," terang Thomson.
Pada praktiknya, pria dan wanita di aplikasi kencan menerapkan nilai yang dicari pada lawan jenisnya. Misal, seorang pria menampilkan profil (seperti foto atau dalam percakapan perkenalan) bagaimana dia merawat hewan peliharaannya atau anggota keluarganya yang lemah dengan baik. Wanita yang secara daring bertemu dengannya, akan tersentuh.
"Menariknya, sebuah penelitian bahkan membuktikan bahwa pria lebih dermawan ketika dilihat wanita," terang Thomson. Penelitian itu ada di jurnal Evolutionary Psychology tahun 2008. Sedangkan wanita, dalam jurnal Behavioral and Brain Sciences tahun 2019, cenderung mempercantik dirinya seperti dengan riasan, perhiasan, atau membuat kulitnya eksotis.
Lambat laun, calon pasangan akan berubah menjadi "wujud aslinya". Hal ini sering kali membuat kita sering beranggapan, selama ini ditipu olehnya. Padahal penipuan ini "berkaitan dengan kesukarelaan," terang Thomson.
Hal itu bisa terjadi pada sifat "primitif" kita untuk mencari apa yang membuat kita tertarik dari pasangan. Akan tetapi, manusia bisa berubah dan berevolusi melawan apa yang awalnya mereka pahami.
Seiring dengan makin rincinya aplikasi kencan daring menanyakan profil kita, ada perubahan pada kita mencari pasangan. Misalnya, pada OkCupid, profil lebih rinci menanyakan apa tujuan hidup kita—entah untuk cita-cita intelektual atau cita-cita hidup sejahtera.
Perubahan itu terasa dalam studi lain di The Journal of Psychology and the Behavioral Sciences tahun 2015. Penelitian itu tidak menemukan temuan seperti penelitian sebelumnya, "tidak ada perbedaan jenis kelamin yang signifikan untuk nilai daya tarik fisik umum antara pria dan wanita."
Definisi untuk daya tarik berubah dari yang sebelumnya. Laki-laki tidak lagi mencari yang berusia muda, bentuk tubuh, berat badan, dan sebagainya. Sedangkan perempuan mencari kecerdasan, kemurahan hati, humor, dan sebagainya.