Akibat Perang Rusia dan Ukraina, Dunia Semakin Tegas Terbagi Dua Pihak

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 25 Oktober 2022 | 10:00 WIB
Perang Rusia dan Ukraina mempertegas kesenjangan antara masyarakat dunia pendukung Barat, China, dan Rusia. (Jernej Furman/Flickr)

Nationalgeographic.co.id - Sejak ketegangan memanas antara Rusia dan Ukraina di Eropa, memunculkan sikap publik akan politik internasional menjadi dua blok berlawanan. Dunia saat ini terbagi antara masyarakat yang mendukung Amerika Serikat (AS) dan ada juga yang mendukung Tiongkok dan Rusia. Pandangan berlawanan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi makin terlihat akibat perang di Ukraina.

Hal itu diungkapkan dalam laporan University of Cambridge, Inggris. Para peneliti mengungkap temuan itu berdasarkan data survei pada 137 negara. Hasilnya, mereka menemukan perbedaan mencolok yang tumbuh selama satu dekade belakangan.

"Dunia telah terbagi menjadi wilayah liberal dan tidak liberal," terang rekan penulis laporan Xavier Romero-Vidal, dari Bennett Institute for Public Policy University of Cambridge, dikutip dari Eurekalert.

"Kesenjangan global saat ini tidak terlalu bergantung pada ikatan historis antar negara. Indikator terkuat yang kami temukan tentang bagaimana masyarakat di seluruh dunia menyelaraskan secara geopolitik adalah nilai-nilai fundamental mereka, seperti kebebasan berekspresi."

Tidak hanya terpaku pada negara-negara Barat, analisis ini mencakup data opini publik di negara-negara berkembang dan Global South. Kesenjangan ini tidak hanya faktor ekonomi atau kawasan, tetapi juga berdasarkan ideologi dan pandangan politik pribadi.

Berdasarkan laporan mereka, perang Rusia-Ukraina telah membuat masyarakat di Barat merasakan kesetiaan yang semakin besar kepada AS dan NATO. Sementara itu, perang juga membawa demokrasi jadi lebih kaya di Amerika Latin dan Eropa Timur untuk sikap pro-Amerika.

Baca Juga: Merinding, Dampak Ledakan Nuklir Modern Jika Itu Terjadi Saat Ini

Baca Juga: Gading Walrus Dalam Dunia Islam, Rusia, dan Ukraina Abad Pertengahan

Baca Juga: Cerita Evolusi Kita: Kenapa Berpolitik dan Mencari Sistem yang Ideal?

Baca Juga: Generasi Putin, Bagaimana Remaja Rusia Memandang Presiden Mereka?

Dari 1,2 miliar orang yang mendiami negara demokrasi liberal, sekitar 75 persen memiliki pandangan negatif tentang Tiongkok. Terhadap Rusia, pandangan negatifnya sebesar 87 persen. Data ini diungkap oleh University's Center for the Future of Democracy (CFD).

Sementara di sisi lain mereka mengungkapkan zona masyarakat yang non-liberal dan tidak demokratis. Zona ini membentang dari Asia Timur, Timur Tengah, dan menuju Afrika Barat. Di zona ini, muncul tren yang berbeda dengan meningkatnya dukungan terhadap Tiongkok, Rusia, atau keduanya.