Batu Bata Regolith Jadi Alternatif untuk Membangun Pangkalan di Bulan

By Wawan Setiawan, Jumat, 28 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Ilustrasi astronot NASA di Kutub Selatan bulan. (NASA)

Nationalgeographic.co.id - Saat ini, para ilmuwan sedang berusaha mencari sumber daya yang bisa digunakan untuk membangun struktur bangunan di luar planet Bumi, misalnya di Bulan. Mereka memiliki gagasan untuk menggunakan sumber daya yang ditemukan di ruang angkasa. Hal ini dapat secara drastis mengurangi kebutuhan untuk mengangkut bahan bangunan dari Bumi. Terutama untuk program seperti Artemis.

Sebagai bagian dari program Artemis NASA yang membutuhkan waktu jangka panjang di bulan, program ini berencana untuk membangun base camp Artemis yang mencakup kabin lunar modern, rover, dan rumah mobil. Habitat tetap ini berpotensi dibangun dengan batu bata yang terbuat dari regolith bulan dan air asin, berkat penemuan terbaru dari tim peneliti University of Central Florida (UCF).

Lektor kepala Ranajay Ghosh dari UCF's Department of Mechanical and Aerospace Engineering dan kelompok penelitiannya menemukan bahwa batu bata cetak 3D dari regolith bulan dapat menahan lingkungan ruang angkasa yang ekstrem. Ini juga merupakan kandidat yang baik untuk proyek konstruksi kosmis. Regolith bulan adalah debu lepas, bebatuan dan material yang menutupi permukaan bulan.

Temuan ini sudah dipublikasikan di jurnal Ceramics International pada 18 Agustus dengan judul makalah “Effect of sintering temperature on microstructure and mechanical properties of molded Martian and Lunar regolith.”

Untuk membuat batu bata, tim Ghosh di Lab Complex Structures and Mechanics of Solids (COSMOS) menggunakan kombinasi pencetakan 3D dan teknologi binder jet (BJT), metode manufaktur aditif yang memaksa zat pengikat cair keluar ke lapisan bedak. Dalam eksperimen Ghosh, bahan pengikatnya adalah air asin, dan bubuknya adalah regolith yang dibuat oleh Exolith Lab UCF.

"BJT secara unik cocok untuk bahan seperti keramik yang sulit dilebur dengan laser," kata Ghosh. "Oleh karena itu, ia memiliki potensi besar untuk manufaktur luar angkasa berbasis regolith secara berkelanjutan untuk memproduksi suku cadang, komponen, dan struktur konstruksi."

Profesor Rekanan Teknik Mesin dan Dirgantara UCF Ranajay Ghosh dan asisten peneliti pascasarjana Peter Warren menampilkan batu bata silindris yang mereka buat menggunakan simulasi regolith bulan dan Mars. (University of Central Florida)

Proses BJT menghasilkan bata silindris lemah yang disebut bagian hijau yang kemudian dipanggang pada suhu tinggi untuk menghasilkan struktur yang lebih kuat. Batu bata yang dipanggang pada suhu yang lebih rendah hancur, tetapi yang terkena panas hingga 1.200 derajat Celcius mampu menahan tekanan hingga 250 juta kali atmosfer bumi.

 Baca Juga: NASA Mengumumkan Rencana Peluncuran Ketiga Misi Kembali ke Bulan

 Baca Juga: Berencana ke Bulan? Cek Seberapa Sering Bulan Ditumbuk Benda Angkasa

 Baca Juga: Permukaan Bulan Punya Oksigen yang Cukup untuk Miliaran Orang Hidup

Ghosh mengatakan pekerjaan itu membuka jalan bagi penggunaan BJT dalam konstruksi material dan struktur di ruang angkasa. Temuan mereka juga menunjukkan bahwa struktur di luar Bumi dapat dibangun menggunakan sumber daya yang ditemukan di luar angkasa. Ini secara drastis dapat mengurangi kebutuhan untuk mengangkut bahan bangunan khususnya bagi misi seperti Artemis.