Pengaruh Negatif pada Cara Kita Berinteraksi dengan Orang Lain
Sebagai manusia, otak kita memiliki kecenderungan yang melekat untuk lebih memilih penyederhanaan daripada kompleksitas. Interaksi komputer sangat cocok dengan ini. Didirikan pada premis isyarat sosial minimal atau dibatasi, yang sebagian besar dapat diringkas dalam emotikon, tidak memerlukan banyak upaya kognitif.
Chatbot tidak memerlukan keterlibatan emosional dan interpretasi isyarat nonverbal yang dibutuhkan oleh manusia, sehingga membuat interaksi kita dengannya menjadi lebih mudah. Ini sejalan dengan kecenderungan otak kita terhadap kemalasan kognitif. Interaksi berulang dengan chatbots memicu pembangunan model mental baru yang akan menginformasikan interaksi ini. Ini akan dialami sebagai keadaan pikiran yang berbeda dari mana kita menafsirkan interaksi sosial.
Peningkatan humanisasi chatbot mungkin memicu perubahan paradigma penting dalam bentuk interaksi manusia. Ketika seorang manusia berinteraksi dengan manusia lain misalnya dengan seorang teman kita didorong oleh keinginan untuk mengambil bagian dalam aktivitas bersama.
Komunikasi dengan bot berbeda. Kepuasan berasal dari perubahan kondisi mental dan keterpisahan. Anda dapat mencapai tujuan (mendapatkan bantuan, informasi, bahkan perasaan persahabatan) tanpa 'biaya' langsung. Tidak diperlukan investasi, tidak perlu bersikap baik, tersenyum, terlibat, atau mempertimbangkan secara emosional.
Mungkin kedengarannya nyaman, tetapi masalah bisa muncul jika kita terbiasa dengan bentuk interaksi bot ini dan perlahan-lahan mulai mengembangkan preferensi untuk 'komunikasi yang mudah.'