Fakta Commudus, Kaisar Romawi yang Menganggap Dirinya Titisan Hercules

By Sysilia Tanhati, Jumat, 4 November 2022 | 09:00 WIB
Kisah Commodus tidak hanya sekedar kecintaannya pada gladiator. Ia dikenal sebagai kaisar kejam dan gila yang menganggap dirinya sebagai titisan Hercules. (Edwin Blashfield)

Seakan masih belum cukup gila, sang kaisar meninggalkan gaya berpakaian Romawi dan kekaisaran. Ia mengenakan kulit singa dan membawa tongkat Hercules.

Kegilaannya pun semakin menjadi-jadi. Patung-patungnya pun dibuat dengan gaya Hercules, dengan harapan dapat membangkitkan rasa takut padanya.

Commodus dicekik sampai mati oleh pelatih kebugarannya

Setelah kebakaran di Roma pada tahun 191 Masehi, Commodus memilih untuk membangun kembali kota tersebut. Sepeninggal Nero, Commodus menamai Roma menjadi Colonia Lucia Annia Commodiana. Warga kota dikenal sebagai Commodiani.

Sang kaisar memutuskan untuk merayakan kelahiran kembali kota pada Hari Tahun Baru pada tahun 193 Masehi. Di saat yang sama, komplotan rahasia pejabat tinggi memutuskan bahwa semua tindakan Commodus telah melewati batas.

Istrinya, Marcia, bendahara, dan Pengawal Praetorian berpangkat tinggi berusaha meracuninya dengan segelas anggur. Sayangnya, upaya tersebut gagal.

Maka pelatih kebugaran Commodus, seorang pegulat profesional bernama Narcissus, masuk ke kamar mandi dan mencekik kaisar. Setelah kematiannya, beberapa orang ingin tubuh Commodus diseret di jalan-jalan.

Commodus sudah menunjukkan tanda-tanda “mengkhawatirkan” sejak kecil

Sebagai seorang anak, Commodus dibesarkan untuk percaya bahwa seluruh dunia akan menaati perintahnya kelak sebagai kaisar. Kepercayaan ini memberi jalan pada rentetan kekejaman pada Commodus muda. Misalnya, ketika Commodus baru berusia dua belas tahun, dia memerintahkan kematian salah satu pelayannya. Apa sebabnya?

Rupanya, pelayan itu tidak mengambil air yang cukup panas untuk mandinya. Commodus memerintahkan pria itu untuk dilemparkan ke dalam tungku. Seseorang pelayan kemudian hanya membakar kulit domba dengan harapan bahwa baunya akan meyakinkan calon kaisar itu.

Rumor menyebutkan bahwa Commodus bukan putra Marcus Aurelius

Commodus dan Marcus Aurelius tidak memiliki hubungan anak dan ayah yang baik. Marcus berharap bahwa keturunannya akan menjadi penguasa terbaik dalam sejarah Romawi. Marcus Aurelius, yang memiliki harapan yang sangat tinggi, memberikan tekanan luar biasa pada Commodus. Dan dengan standar yang tinggi, Commodus berulang kali mengecewakan ayahnya.