Sumber kekecewaan Marcus Aurelius lainnya datang dari rumor bahwa Commodus sebenarnya adalah anak hasil perselingkuhan Faustina dengan seorang gladiator. Kecurigaan ini menjadi pemicu tekanan tak henti-hentinya dari Marcus Aurelius pada putranya.
Selusin orang dieksekusi setelah percobaan pembunuhannya
Setelah percobaan pembunuhan terhadapnya, Commodus mengeksekusi banyak orang. Pertama, seorang anggota Garda Praetoria berpangkat tertinggi, prefek Tarrutenius Paternus. Ia dieksekusi karena berpotensi terlibat dalam plot.
Kemudian Commodus mengeksekusi beberapa politisi dan bangsawan berpangkat tinggi. “Banyak di antaranya bahkan tidak terbukti terlibat dalam konspirasi,” Andress menambahkan lagi.
Kaisar melangkah lebih jauh dengan menghapus seluruh garis keluarganya. Commodus mengeklaim bahwa anak-anak dapat merencanakannya lagi di masa depan.
Pria ambisius yang menjadi tangan kanan Commodus
Setelah eksekusi Tarrutenius Paternus, Tigidius Perennis menjadi pengawal dan tangan kanannya. Seorang pria yang ambisius, Perennis dengan mudah membujuk Commodus untuk memanjakan dirinya dalam berbagai kesenangan fisik.
Baca Juga: Dari Jerawat sampai Jenggot, Kiat Kaisar Romawi Menjaga Kebersihan
Baca Juga: Beda Praktik Homoseksualitas Era Romawi Kuno dan Zaman Modern
Baca Juga: Festival Lemuria, 'Halloween' ala Romawi untuk Mengenang Orang Mati
Perennis hanya memegang kendali selama beberapa tahun, sampai Commodus memutuskan bahwa prefeknya memiliki terlalu banyak kekuatan. Perennis pun kemudian dieksekusi. Setelah itu, Commodus menyerahkan kendali kendali kepada pejabat-pejabat lain.
Catatan sejarah menyebut Commodus sebagai pria muda yang menarik secara fisik. Sang kaisar memiliki rambut pirang keriting yang tebal. Sayangnya, ketampanannya itu tidak diiringi dengan sifat-sifat positif sang kaisar.
Commodus memiliki reputasi mudah dibujuk oleh orang-orang di sekitarnya. Selain itu, ia juga dikenal memiliki kelemahan karakter yang tak terlukiskan yang membuat orang menjauh.
Lebih buruk lagi, Commodus melakukan kekejaman secara berlebihan dan memiliki perilaku aneh yang tak terduga. Alih-alih Hercules, Commodus lebih mirip dengan Nero, kaisar pendahulunya. Tampaknya, segala kegilaan yang dilakukan Commodus membuat Caligula tampil sebagai kaisar yang sempurna.