Balas Dendam Memakan Kepiting Hidup yang Berujung Malapetaka

By Utomo Priyambodo, Selasa, 8 November 2022 | 07:00 WIB
Kepiting Dungeness, salah satu spesies yang mulai terancam kelangsungan hidupnya. (Unsplash/CC0 Public Domain)

Makan kepiting adalah hal biasa di banyak daerah di Tiongkok. Namun, kepiting-kepiting ini biasanya dimakan dalam keadaan matang.

Di Tiongkok timur, terutama di provinsi Shanghai, Zhejiang, dan Jiangsu, ada pula hidangan “kepiting mabuk” yang terkenal. Kepiting yang belum dimasak ini biasanya direndam dengan minuman keras dan bumbu selama berjam-jam sehingga "mabuk" sebelum disajikan.

“Secara teoritis lebih baik makan sesuatu yang diasinkan daripada benar-benar mentah karena telah diolah dengan alkohol yang dapat membantu membunuh parasit dan bakteri. Tapi itu tidak bisa membunuh semua parasit, jadi itu juga tidak 100 persen aman,” kata Cao.

Pada tahun 2020, seorang wanita di Hangzhou terinfeksi setidaknya enam parasit dan menderita kemasukan air di paru-parunya dan gangguan pernapasan selama enam bulan setelah makan 30 kepiting mentah.

Dia mengatakan dia menggunakan obat tradisional yang dia yakini akan memperkuat tulangnya dan menumbuk kepiting hidup menjadi beberapa bagian, merendamnya dalam arak beras lalu memakannya mentah-mentah.

Kembali lagi pada kasus Lu yang ingin membalas dendam karena putrinya dicubit kepiting, kenapa dia tidak mencubit balik kepiting itu saja, ya? Kenapa harus memakan kepiting hidup-hidup? Ah, manusia memang aneh.