Balas Dendam Memakan Kepiting Hidup yang Berujung Malapetaka

By Utomo Priyambodo, Selasa, 8 November 2022 | 07:00 WIB
Kepiting Dungeness, salah satu spesies yang mulai terancam kelangsungan hidupnya. (Unsplash/CC0 Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Tampaknya benar perkataan orang bijak bahwa perbuatan balas dendam justru akan mencelakan diri sendiri. Bahkan jika balas dendam itu dilakukan kepada hewan.

Hal itu contohnya dialami oleh seorang pria di Tiongkok. Dia jatuh sakit parah setelah memakan kepiting hidup sebagai tindakan balas dendam setelah hewan krustasea itu mencapit anaknya yang masih kecil.

Pria 39 tahun bernama Lu itu marah setelah seekor kepiting kecil menyerang putrinya dan memutuskan untuk membalas dendam pada makhluk itu dengan menelannya hidup-hidup. Dua bulan setelah memakan kepiting hidup, pria dari Zhejiang di Tiongkok timur itu kemudian pergi ke rumah sakit dengan sakit punggung yang serius.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya perubahan patologi di dada, perut, hati, dan sistem pencernaan pria tersebut. Namun, tim dokter belum bisa mengidentifikasi penyebab pastinya. Barulah setelah istri Lu mengingat kejadian sang suami makan kepiting hidup dua bulan sebelumnya, tim dokter akhirnya bisa menemukan sumber rasa sakitnya.

“Kami berulang kali bertanya apakah dia pernah makan buruan, atau sesuatu yang tidak biasa, apa pun yang bisa menyebabkan alergi. Dia mengatakan tidak untuk semua itu,” kata dokter Cao Qian, direktur departemen sistem pencernaan di Rumah Sakit Sir Run Run Shaw di Hangzhou, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Setelah istrinya menyebutkan kejadian itu, Lu baru mengaku kepada dokter bahwa dia memang makan "sesuatu yang istimewa" tersebut.

"Saya bertanya kepadanya, 'Mengapa kamu makan kepiting hidup?' Dia berkata, 'Saya ingin membalas dendam untuk putri saya'," kata Cao.

"Dia berkata, 'Ketika kami berada di tepi sungai, putri saya dicubit oleh kepiting kecil, jadi saya marah dan memasukkannya ke mulut saya untuk membalas dendam'."

Baca Juga: Menyulap Cangkang Kepiting dan Lobster Menjadi Baterai Terbarukan

Baca Juga: Bagaimana Ilmuwan Tahu Gurita, Kepiting, Lobster Bisa Merasakan Sakit?

Baca Juga: Pro Kontra Larangan Gurita, Kepiting, dan Lobster Digoreng Hidup-Hidup 

Tes darah berikutnya menunjukkan bahwa Lu telah terinfeksi oleh setidaknya tiga parasit akibat menelan kepiting hidup itu. Dia kini telah pulih setelah menjalani perawatan, tetapi masih membutuhkan pemeriksaan lanjutan.

Makan kepiting adalah hal biasa di banyak daerah di Tiongkok. Namun, kepiting-kepiting ini biasanya dimakan dalam keadaan matang.

Di Tiongkok timur, terutama di provinsi Shanghai, Zhejiang, dan Jiangsu, ada pula hidangan “kepiting mabuk” yang terkenal. Kepiting yang belum dimasak ini biasanya direndam dengan minuman keras dan bumbu selama berjam-jam sehingga "mabuk" sebelum disajikan.

“Secara teoritis lebih baik makan sesuatu yang diasinkan daripada benar-benar mentah karena telah diolah dengan alkohol yang dapat membantu membunuh parasit dan bakteri. Tapi itu tidak bisa membunuh semua parasit, jadi itu juga tidak 100 persen aman,” kata Cao.

Pada tahun 2020, seorang wanita di Hangzhou terinfeksi setidaknya enam parasit dan menderita kemasukan air di paru-parunya dan gangguan pernapasan selama enam bulan setelah makan 30 kepiting mentah.

Dia mengatakan dia menggunakan obat tradisional yang dia yakini akan memperkuat tulangnya dan menumbuk kepiting hidup menjadi beberapa bagian, merendamnya dalam arak beras lalu memakannya mentah-mentah.

Kembali lagi pada kasus Lu yang ingin membalas dendam karena putrinya dicubit kepiting, kenapa dia tidak mencubit balik kepiting itu saja, ya? Kenapa harus memakan kepiting hidup-hidup? Ah, manusia memang aneh.