Sadis, Budak Mesir Kuno Diberi Cap dengan Besi Panas bak Ternak

By Sysilia Tanhati, Minggu, 13 November 2022 | 12:00 WIB
Ternak ditandai dengan stempel besi panas. Namun temuan stempel besi kecil ungkap bahwa budak Mesir kuno juga diberi cap dengan besi panas bak ternak. (The British Museum)

 Baca Juga: Mengenal Empat Jenis Perbudakan yang Pernah Terjadi di Afrika

 Baca Juga: Andil Bangsa Hun, Visigoth dan Parthia dalam Keruntuhan Romawi Kuno

 Baca Juga: Firaun Tanpa Jantung, Siapa yang Tega Mencurinya dari Tutankhamun?

Penggunaan stempel besi panas pada manusia juga terlihat dalam penggambaran tawanan perang dalam ukiran di Medinet Habu dekat Luxor di Mesir Atas. Lukisan itu berasal dari dinasti ke-20, mungkin sekitar tahun 1185 Sebelum Masehi. Menurut Karev, penandaan di lukisan itu tidak tampak seperti tato.

"Secara praktis, tato buatan tangan membutuhkan banyak waktu dan keterampilan. Dan itu tidak mudah ditiru terutama jika dilakukan dalam skala besar, untuk budak misalnya," kata Karev.

Alat yang digunakan untuk menandai tahanan di ukiran Medinet Habu terlihat berbeda dari stempel ternak yang digunakan dalam lukisan Mesir kuno. Ada yang berpendapat bahwa alat itu adalah jarum dan mangkuk berisi cat tato. Akan tetapi menurut Karev, penggambaran itu menunjukkan stempel kecil yang dipanaskan sampai merah membara.

Perbudakan di Mesir Kuno

Praktik perbudakan di Mesir sangat berbeda dari konsepsi perbudakan modern seperti perbudakan trans-Atlantik, kata Karev.

"Cara kita mendefinisikan perbudakan, penghambaan, perbudakan utangsemua ini adalah klasifikasi dan kategorisasi modern," katanya. "Orang Mesir kuno tidak memiliki klasifikasi ini. Jadi sejarawan perlu mencari tahu lebih lanjut."

Tulisan-tulisan kuno menyatakan bahwa orang kadang-kadang diperjualbelikan sebagai properti dan mungkin dengan tanah tempat tinggalnya. Ada juga bukti bahwa mas kawin untuk pernikahan seorang budak mungkin dibayar oleh pemiliknya. Sedangkan ada juga budak yang diadopsi ke dalam keluarga.

"Selain itu, ada bukti bahwa orang bisa dibebaskan dari perbudakan dan menjadi anggota tetap masyarakat Mesir," Karev menambahkan.

Antonio Loprieno, seorang ahli Mesir Kuno, berpendapat bahwa hanya orang asing, bukan penduduk asli Mesir, yang tampaknya ditandai dengan stempel besi panas. Ia berasumsi stempel perunggu atau besi digunakan untuk manusia ketika jumlah pekerja asing dan tentara di Mesir berada di puncaknya.