Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Balik Penemuan Makam Tutankhamun

By Sysilia Tanhati, Rabu, 16 November 2022 | 11:00 WIB
Upaya orang Mesir dalam penggalian makam Tutankhamun kerap dikesampingkan. Mereka adalah pahlawan tanpa jasa di balik penemuan makam kebanggaan Mesir. (United States Library of Congress's Prints and Photographs division)

Nationlgeographic.co.id—Penemuan dan pengungkapan harta karun Tutankhamun yang luar biasa pada 1922 adalah puncak dari perburuan lima tahun. Penggalian tersebut didanai oleh seorang bangsawan Inggris George Herbert, 5th Earl of Carnarvon, dan dipimpin oleh seorang ekskavator Inggris yang gigih, Howard Carter.

Nama keduanyalah yang kerap muncul sebagai orang-orang yang paling berjasa dalam penemuan makam yang mengubah dunia itu. Ironisnya, upaya lusinan orang Mesir yang menjadi pusat peristiwa terbesar dalam sejarah arkeologi sebagian besar dikesampingkan dalam catatan resmi. Mereka adalah pahlawan tanpa jasa di balik penemuan makam Tutankhamun yang mengubah Mesir dan dunia itu.

Saat Mesir meraih kemerdekaannya di tahun 1923, penemuan makam Firaun Tutankhamun digambarkan sebagai kerja keras dan jasa para arkeolog Inggris.

Tetapi pemeriksaan baru terhadap foto dan dokumen dari arsip pemimpin ekspedisi, Howard Carter, mengungkapkan penghargaan pada peran mandor Mesir dan lusinan pekerja. “Baginya, pekerja Mesir sangat berjasa dalam penemuan makam Tutankhamun,” tulis ungkap Paul Peachey di The National News.

“Penggalian itu tidak dilakukan oleh seorang arkeolog Inggris yang heroik, tetapi oleh anggota tim Mesir modern. Fakta ini sering diabaikan dan dihapus dari cerita,” kata Richard Bruce Parkinson, profesor Egyptology di Universitas Oxford.

Buku harian dan dokumen Carter sendiri gagal menjelaskan bagaimana tangga menuju ruang penyimpan tersembunyi terungkap. Buku hariannya sendiri mencatat satu baris coretan pada 4 November 1922: "Tangga pertama makam ditemukan."

Latar belakang non-akademik Carter dan kecintaannya yang berlebihan membuatnya menonjol dalam ekspedisi itu.

Namun para peneliti mengatakan bahwa penemuan makam Tutankhamun merupakan upaya tim, pengetahuan orang lokal, dan perburuan obsesif Carter.

Penemuan yang dihasilkannya sangat luar biasa. Makam itu kecil dan digunakan kembali dengan terburu-buru untuk raja yang kurang penting yang meninggal terlalu muda. “Tapi, makam Tutankhamun menjadi satu-satunya pemakaman kerajaan dari Mesir kuno yang sebagian besar masih utuh,” tambah Peachey.

Foto yang “berbicara”

Butuh satu dekade untuk memindahkan 5.000 objek di dalamnya. Proses pemindahan itu direkam oleh Harry Burton yang terkenal. Ia dikenal sebagai "Fotografer Firaun" berkat karya-karyanya di Mesir.

Foto-foto dan makalah Carter itulah yang memberikan wawasan tentang pekerjaan buruh lokal dalam menemukan dan mengumpulkan harta karun. Dalam laporannya, Carter menyebutkan nama empat orang Mesir yang berjasa.

Namun karya-karya Burton menunjukkan berapa banyak lagi yang terlibat dalam penggalian dan namanya tidak pernah terungkap.

“Bahkan hari ini, sama sekali tidak ada yang akan berhasil tanpa orang Mesir dan anggota tim Mesir,” kata Dr. Daniela Rosenow, co-kurator pameran Tutankhamun: Excavating the Archive.

“Kita bisa lihat di foto-fotonya, Carter mempekerjakan sekitar 50 pekerja lokal tambahan dan puluhan anak-anak. Ini merupakan praktik standar pada masa itu.”

Berkat foto Harry Burton, dunia bisa menilai kontribusi dan melihat peran penting orang Mesir dalam penggalian makam Tutankhamun. (Harry Burton)

Para arkeolog Eropa menulis buku harian dan jurnal, tetapi sebagian besar orang Mesir mungkin tidak bisa membaca atau menulis kala itu.

Apa yang mereka lakukan adalah pulang pada malam hari dan memberi tahu keluarga mereka apa yang telah mereka lihat. “Berkat foto Burton, kita bisa menilai kontribusi dan melihat peran penting mereka dalam penggalian,” Rosenow menambahkan.

Sebagai putra seorang seniman, Carter tidak memiliki pelatihan arkeologi formal. Maka tidak heran jika ia mengandalkan tenaga kerja Mesir untuk memahami lanskap saat berburu makam yang hilang.

Dibandingkan dengan banyak rekan kelas atas saat itu, Carter adalah pembela setia staf Mesirnya. Dia dipecat dari pekerjaan sebelumnya karena membela penjaga Mesir. Penjaga itu berselisih dengan sekelompok turis barat yang menginginkan akses ke situs terlarang.

Mandornya Ahmed Gerigar menjadi salah satu dari sedikit nama orang Mesir yang diungkap oleh Carter. Gerigar mengorganisir lusinan pekerja. Tetapi arsiparis tidak dapat memasukkan namanya ke foto di arsip. “Hanya sedikit yang diketahui tentang dia atau rekan kerjanya,” Peachey mengungkapkan.

Tugas berat para pekerja lokal

Foto-foto lain menunjukkan banyak pekerja lokal Mesir yang dipekerjakan untuk tugas-tugas tersulit. Mereka memindahkan harta karun yang dikemas dari Lembah Para Raja pada tahap pertama perjalanan 640 km dengan tongkang ke Kairo.

Mei 1923, 50 orang Mesir bekerja selama 18 jam selama dua hari. Mereka memindahkan 34 peti sejauh 80 km ke sungai terdekat. Bayangkan para pekerja itu harus mengangkut beban saat matahari bersinar sangat terik.

Foto-foto Burton juga menunjukkan orang Mesir di dalam makam bekerja bersama Carter sebagai anggota tim yang tepercaya dan penting. Sayangnya, mereka tidak mendapatkan pengakuan yang layak dari para arkeolog itu.

“Saya pikir karya Burton menunjukkan betapa pentingnya mereka untuk semua pekerjaan yang dilakukan penggalian di Mesir. Di sisi lain, itu juga mengungkapkan ketidaksetaraan,” kata Prof Parkinson.

“Kami memiliki foto-foto mereka bekerja bersama, tetapi kami tidak dapat mencocokkan nama dengan foto-foto itu. Meski ada rasa hormat terhadap pekerja, itu sangat dalam konteks yang sangat kolonial. Tapi melihat wajah dan mengetahui nama mereka tidak dicatat, saya pikir itu benar-benar memilukan,” tambah Parkinson lagi.

100 tahun telah berlalu sejak penemuan makam firaun muda itu, akan sangat sulit untuk melacak ulang sejarah. Hanya ada segelintir bukti tertulis. Di sini, foto-foto menekankan peran pentingnya yang menyiratkan jasa orang Mesir. Sayangnya, tidak ada nama-nama yang tercatat dalam sejarah.

Foto langka dari penggalian makam Tutankhamun

Sebuah pameran foto dari penggalian makam Tutankhamun diselenggarakan. Inti dari pameran di Perpustakaan Bodleian di Oxford adalah foto seorang anak laki-laki Mesir mengenakan kalung yang ditemukan dari makam.

Ini adalah salah satu foto langka yang diambil oleh para petualang kolonial. Selain foto tersebut, foto-foto pekerja Mesir yang bekerja bersama atau membantu proyek juga dipamerkan. Tetapi biasanya, mereka difoto sedang bekerja di bawah bayang-bayang para arkeolog Inggris.

“Arsip kami dibuat oleh ekskavator Inggris. Dan itu hanya menceritakan satu bagian dari cerita,” kata Dr. Rosenow. “Jika melihat wajah anak laki-laki itu, Anda dapat dengan jelas melihat reaksi manusia yang jauh lebih kompleks. Anda dapat merasakan bahwa dia benar-benar merasakan beban berat. Berat fisik kalung yang dikenakannya dan juga beban masa lalu di pundaknya.”

Identitas anak laki-laki Mesir itu tidak diketahui meskipun sejumlah orang muncul dan mengeklaim sebagai kerabatnya.

Upaya Mesir menjaga harta leluhur dari eksploitasi para penjajah

Terlepas dari ketidaksetaraan yang kentara antara pekerja Inggris dan lokal, Mesir yang baru merdeka dari Inggris setidaknya mampu menjaga harta di tanahnya.

Sikap berubah setelah penjarahan barang antik yang meluas oleh pasukan Inggris selama abad sebelumnya. Dokumen menunjukkan bahwa Carnarvon sang penyandang dana membayangkan melihat artefak dipajang di Inggris.

Makam Tutankhamun dipenuhi oleh harta berlimpah. Sang penyandang dana penggalian membayangkan harta tersebut dipajang di British Museum. Namun pemerintah Mesir mempertahankan harta leluhurnya. (Harry Burton)

Dalam sebuah surat, ia menulis kepada sesama ahli Mesir Kuno di Inggris tentang penemuan tersebut.

“Ada cukup banyak barang untuk mengisi seluruh bagian Mesir di lantai atas British Museum,” tulisnya. “Saya membayangkan itu adalah penemuan terbesar yang pernah ada.”

Berkat perjanjian pra-kemerdekaan ia tandatangani, apa pun yang ditemukan oleh tim dari makam yang utuh tetap menjadi milik Mesir.

Penemuan makam Tutankhamun hanya beberapa bulan setelah Mesir merdeka. Ini berarti bahwa Tutankhamun menjadi ikon upaya pemerintah menjaga harta Mesir. Topeng pemakaman emas menakjubkan yang diletakkan di wajah tubuh mumi dirayakan sebagai wajah sebuah bangsa dengan sejarah panjang.

Kunjungan ke situs dijaga ketat oleh tim yang dipimpin Inggris. Ini termasuk soal pengambilan foto orang Mesir yang sedang bekerja. Orang Mesir menuduh Carnarvon mengeksploitasi situs untuk keuntungan komersialnya sendiri. Kematian Carnarvon beberapa bulan kemudian dimanfaatkan oleh pers lokal yang memusuhinya. Mereka menuliskan kisah sensasional bahwa dia telah terkena kutukan kuno karena membobol makam.

    

Baca Juga: Hasil Pemindaian Makam Raja Tut: Kamar-kamar yang Belum Terjamah

Baca Juga: Jalan Panjang Howard Carter Menemukan Makam Firaun Tutankhamun

Baca Juga: Alih-alih Penyakitan, Firaun Mesir Tutankhamun Mungkin Seorang Pejuang

     

Politik di seputar penggalian menghentikan pekerjaan selama hampir satu tahun karena sengketa akses ke situs tersebut. Foto-foto itu juga menunjukkan lebih banyak pejabat lokal yang hadir selama otopsi yang sangat sensitif terhadap mumi yang dilakukan oleh orang Mesir, Dr. Saleh Bey Hamdi.

Selama pembersihan makam, pemerintah yang baru merdeka memastikan bahwa harta karun itu akan dipajang di sebuah museum di Tahrir Square di Kairo. Sebagian besar telah dipindahkan ke Grand Egyptian Museum di Giza. Museum ini dibuka bertepatan dengan seratus tahun penemuan makam Tutankhamun pada bulan November. Pemerintah berharap, Tutankhamun dan peninggalannya dapat meningkatkan industri pariwisata vital negara itu.

“Kemerdekaan Mesir terjadi hanya beberapa bulan sebelum makam itu ditemukan,” kata Dr. Rosenow. “Ini secara besar-besaran membentuk ide nasionalis baru ini dan mereka sangat bangga dengan Tutankhamun.”

Topeng pemakamannya menjadi ikon Mesir yang baru merdeka dan mereka sangat bangga padanya. Firaun muda yang namanya tidak terlalu terdengar dalam sejarah itu akhirnya menjadi kebanggaan bangsa Mesir modern.