Jejak Kaki Hominin Keturunan Neanderthal Ditemukan di Spanyol

By Ricky Jenihansen, Selasa, 15 November 2022 | 09:00 WIB
Jejak-jejak kaki tersebut diperkirakan milik individu dari garis keturunan Neanderthal. (Scientific Reports)

Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleoantropologi dari Universidad de Huelva telah menemukan jejak kaki hominin berusia 296.000 tahun di Spanyol. Jejak-jejak kaki tersebut diperkirakan milik individu dari garis keturunan Neanderthal.

Temuan tersebut telah diterbitkan di jurnal bergengsi Scientific Reports yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut dipublikasikan dengan judul "New dating of the Matalascañas footprints provides new evidence of the Middle Pleistocene (MIS 9-8) hominin paleoecology in southern Europe."

Seperti diketahui, hominin adalah kerabat terdekat manusia modern dari kelompok primata yang telah punah. Temuan sisa-sisa hominin telah lama menarik perhatian para ahli.

Pada temuan kali ini, situs trek baru dengan 87 jejak kaki hominin dan jejak hewan terkait telah ditemukan. Jejak-jejak tersebut ditemukan di tebing 'El Asperillo', dekat Matalascañas di Taman Nasional Doñana, barat daya Spanyol.

Di antara jejak kaki hominin, 31 lengkap dan diukur dari 14 hingga 29 cm. Tinggi badan pembuat trek berkisar antara 104 hingga 188 cm. Berbagai ukuran jejak kaki menunjukkan keberadaan kelompok sosial hominin yang didominasi oleh individu non-dewasa.

"Jejak kaki hominin dalam banyak kasus dikaitkan dengan spesies yang ditentukan berdasarkan karakteristik anatomi," kata penulis utama Eduardo Mayoral, seorang peneliti di Departamento de Ciencias de la Tierra di Universidad de Huelva, dan rekan-rekannya.

Jejak tersebut ditemukan dekat Matalascañas di Taman Nasional Doñana, barat daya Spanyol. (Scientific Reports)

"Dari sudut pandang paleoantropologi memungkinkan klasifikasi yang lebih tepat daripada yang dapat diperoleh melalui ichnotaxonomy."

Ichnotaxonomy adalah penggunaan taksonomi dalam fosil jejak. Sampai sekarang taksonomi di dalam fosil jejak memang masih menjadi perdebatan.

Peneliti mengatakan, untuk menghubungkan jejak kaki hominin dengan spesies tertentu umumnya dilakukan dari bukti tidak langsung.

"Asosiasi jejak kaki dengan kumpulan arkeologi atau kerangka dapat memperkuat penetapan taksonomi, meskipun ini hanya terjadi dalam kasus luar biasa," kata peneliti.

"Namun demikian, dalam banyak kasus, atribusi hanya didasarkan pada konteks kronologis. Fakta ini telah menyoroti pentingnya menggunakan alat penanggalan yang andal untuk membatasi fosil hominin semacam ini secara kronologis."