Seni Botani 'Flora of Southeast Asia' Memuliakan Kekayaan Ragam Puspa Asia Tenggara

By Mahandis Yoanata Thamrin, Sabtu, 19 November 2022 | 18:30 WIB
Vanda sanderiana adalah spesies anggrek endemik Filipina. Sebutan setempatnya adalah waling-waling. Karya Maxi V. Ramos ini turut dipamerkan dalam Flora of Southeast Asia, yang merupakan kolaborasi perdana antara Botanical Art Society dan Singapore Botanic Gardens menggandeng Indonesian Society of Botanical Artists, Thai Botanical Artists dan Philippine Botanical Art Society. Pameran dibuka pada 15 November 2022 sampai 15 Februari 2023 di Singapore Botanic Gardens. (Maxi V. Ramos/Flora of Southeast Asia)

Nationalgeographic.co.id—Kita boleh jadi tertarik pada suatu tanaman karena ceritanya. Dianne Sutherland, seniman botani asal Inggris, memiliki pengalaman serupa. Ia memang selalu terpukau pada tanaman yang memiliki cerita menarik.

Ketika berpelesiran keliling Asia pada 2018, ia singgah di Yogyakarta. Ketika menjelajahi kawasan dalam benteng Keraton Kesultanan Yogyakarta, ia mengunjungi Tamansari. Pada awal berdirinya keraton pada akhir abad ke-18, Tamansari merupakan istana para putri yang dikelilingi danau buatan. 

Di bekas istana air itu, Dianne menemukan pohon kepel, yang bernama ilmiah Stelechocarpus burahol. Salah satu keunikan pohon ini adalah bunga yang muncul pada tonjolan-tonjolan di batang—yang kelak menjadi buah.

Tradisi keraton-keraton di Jawa Tengah bagian selatan meyakini bahwa menyantap buah kepel akan mengharumkan aroma keringat tubuh, bahkan mengurangi bau air seni. Tidak heran apabila pohon kepel ditanam di Tamansari, hunian para putri Keraton Yogyakarta. Buah kepel pun menjadi salah satu simbol Kota Yogyakarta.

Baginya, pohon ini memiliki cerita kuat terkait dengan sejarah istana dan kenangan indah akan perjalanannya di Asia Tenggara. Dia kembali ke Yogyakarta beberapa kali, bahkan sampai masa pandemi, demi menuntaskan pembuatan sketsa.

Ia dikenal sebagai seniman botani yang memiliki kekhasan dalam detail subjeknya, baik dalam metode cat air murni maupun teknik tradisional. "Tidak ada yang lebih menarik perhatian selain alam dengan segala kerumitan dan keindahannya," tulis Dianne dalam laman pribadinya. "Dalam pekerjaan saya, saya bertujuan untuk menceritakan kisah tanaman dengan menangkap alam melalui pengamatan yang cermat dan eksplorasi detail yang lebih halus."

Karya seni botani Dianne tentang pohon kepel dan buahnya turut dipamerkan dalam Flora of Southeast Asia di Singapore Botanic Garden.

Botanical Art Gallery, sejumlah 80 karya asli seni botani dipamerkan di sini, kompleks Singapore Botanic Garden, dalam tajuk Flora of Southeast Asia. (Youfeta Devy/IDSBA)

“Singapore Botanic Gardens dengan bangga menjadi tuan rumah pameran seni botani internasional pertama di Singapura, Flora of Southeast Asia,” ungkap Michele Rodda, Peneliti Senior dan Kurator Pameran di Botanical Art Gallery, Singapore Botanic Gardens.

Rodda menambahkan bahwa karya seni yang dipamerkan telah melalui seleksi dan kurasi, yang menampilkan karya yang akurat secara ilmiah namun sangat indah dan bercita rasa seni tinggi. Karya seni dinilai berdasarkan akurasi ilmiah, nilai artistik, penguasaan media pilihan mereka, dan dampak keseluruhan oleh panel ahli botani dan seniman botani. 

Juri telah menyeleksi sekitar 190 karya seni botani dari seniman 13 negara. Kemudian karya itu dinilai berdasarkan akurasi ilmiah, nilai artistik, penguasaan media pilihan mereka oleh tim ahli botani dan seniman botani.

Hasilnya, dalam pameran ini pengunjung bisa menyaksikan 120 karya seni botani dari 85 seniman. Para seniman menggunakan cat air, grafit dan pensil warna, meski ada juga yang menggunakan cat minyak dan akrilik. Pameran dibuka pada 15 November 2022  sampai 15 Februari 2023 di Singapore Botanic Gardens.