Phryne, Pelacur Yunani Kuno Bebas Hukuman Mati Bermodalkan Telanjang

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 25 November 2022 | 14:00 WIB
Phryne, pelacur dari Yunani kuno. (Public domain)

Terlepas dari kekayaan dan kecantikannya yang luar biasa, apa yang membuat Phryne tetap hidup sampai hari ini adalah cobaannya yang terkenal.

Menurut Athenaeus, Phryne dituntut atas pelanggaran berat dan dibela oleh orator Hypereides, salah satu kekasihnya. Athenaeus tidak merinci sifat tuduhan tersebut, meskipun beberapa sumber sejarah lainnya menyatakan bahwa dia dituduh mencemarkan Misteri Eleusinian.

Meskipun ada perdebatan besar di antara para sarjana tentang apa yang sebenarnya terjadi hari itu di pengadilan, Athenaeus menulis bahwa Hypereides merobek gaun Phryne di tengah ruang sidang untuk menunjukkan kepada hakim tubuh indahnya tanpa sehelai baju.

Baca Juga: Alasan Mengapa Prostitusi Jadi Hal Lumrah di Abad Pertengahan

Baca Juga: Hetaira, Pelacur Kelas Atas yang Berpendidikan di Zaman Yunani Kuno

Baca Juga: The Fallen Women, Prostitusi Era Victoria Jadi Pekerjaan yang Diminati 

Alasannya adalah bahwa hanya Dewa yang bisa memahat tubuh yang begitu sempurna dan dengan demikian, membunuh atau memenjarakannya akan dianggap sebagai penghujatan dan tidak menghormati Dewa. Hakim pun luluh seketika dengan apa yang terjadi.

Phryne Dibebaskan Bermodalkan Telanjang

Kasus yang dilaporkan seolah lenyap begitu saja. Hingga pada akhirnya Phryne mendapatkan kemenangan setelah tindakan 'senonoh' yang diilhami oleh Hypereides. Phryne keluar dari pengadilan sebagai pemenang dan terbebas dari hukuman mati. 

Ceritanya menginspirasi beberapa karya seni, termasuk lukisan Phryne di depan Areopagus oleh Jean-Léon Gérôme, dari tahun 1861.

Sebagian pihak menyebut apa yang dilakukan Phyrne dianggap sebagai pertunjukan striptis, pornografi, dan pornoaksi untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia.