Nationalgeographic.co.id - Prostitusi merupakan salah satu profesi tertua yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Termasuk di zaman Yunani kuno. Selain pelacur yang berada di rumah bordil, bangsa Yunani kuno memiliki pelacur wanita berpendidikan. Biasanya, mereka menjadi tamu dalam simposium atau pesta minum di rumah-rumah pribadi. Hetaira adalah ungkapan halus dari pelacur yang berarti 'pendamping'.
Hetaira biasanya berasal dari kalangan budak tetapi tidak selalu. “Status mereka terkadang ambigu dan tidak jelas dalam sumber-sumber Yunani yang masih ada,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia.
Prostitusi di Yunani kuno, praktik legal nan membahayakan
Prostitusi adalah praktik legal di Yunani kuno. Rumah bordil umum sering kali didanai oleh para pemimpin. Mengapa? Karena praktik ini dianggap sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Prostitusi, seperti perjudian, dianggap dapat diterima tetapi juga berpotensi berbahaya jika dilakukan secara berlebihan. Pelacuran tidak dianggap sebagai pengganti kehidupan keluarga yang stabil.
Dalam sumber-sumber Yunani kuno, prostitusi dalam bentuk apa pun umumnya diberi konotasi negatif. Para praktisinya sering dianggap najis dan norak. Penulis sering menyoroti bahaya menjadi tergila-gila dengan pelacur. Suami mengabaikan istri seseorang atau menghabiskan semua kekayaannya untuk kesenangan fisik belaka.
Selanjutnya, dicap atau dicurigai sebagai pelacur (laki-laki atau perempuan) dipandang sebagai penghinaan di Yunani kuno.
Macam-macam pelacur Yunani kuno
Ada budak pekerja seks, mantan budak dan wanita bebas di Yunani kuno. Mereka dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok: pelacur jalanan (pornē) yang menawarkan tubuh mereka untuk kesenangan seksual serta selir (pallakē) yang tinggal secara permanen di rumah tangga tertentu. Kelompok ketiga adalah hetaira, pelacur kelas atas yang, selain seks, memberikan hiburan musik (terutama seruling), tari, dan budaya umum.
Baca Juga: The Fallen Women, Prostitusi Era Victoria Jadi Pekerjaan yang Diminati
Baca Juga: Kisah Pelacur dan Pelacuran Pada Zaman Perdagangan Jalur Rempah
Hetaira berarti pendamping, tetapi karena menawarkan seks, profesi mereka sering diterjemahkan sebagai pelacur.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR