Fakta dan Hoaks Kutukan Mumi Firaun Tutankhamun dan para Korbannya

By Sysilia Tanhati, Kamis, 1 Desember 2022 | 08:00 WIB
Benarkah Firaun Tutankhamun menjatuhkan kutukan bagi siapa saja yang dengan lancang membongkar makamnya? (Harry Burton)

Penduduk lokal yang bekerja dengan Howard Carter ketakutan oleh patung ular. “Sebab ular kobra adalah simbol keadilan firaun Mesir kuno,” Robins menambahkan lagi.

Ular kobra adalah simbol keadilan firaun Mesir kuno. Maka ketika burung kenari milik Howard Carter dimangsa oleh kobra, pekerja lokal menganggapnya sebagai pertanda jika sang firaun marah. (pixabay)

Suatu hari, ketika burung kenari milik Carter dimangsa oleh ular kobra, para pekerja lokal pun menjadi makin ketakutan. Beberapa dari mereka percaya bahwa arwah raja yang meninggal memperingatkan para arkeolog untuk pergi.

Namun perlu diingat bahwa ular kobra umum ditemui di Mesir. Mereka berkeliaran untuk mencari mangsa, misalnya burung kenari milik Carter.

Jadi kobra dan kenari malang itu tidak ada hubungannya dengan pembukaan makam firaun muda itu.

Hoaks

Hoaks ternyata bukan hal baru. Informasi palsu sudah ada sejak dulu, termasuk ketika Howard Carter membuka makam yang mengubah dunia itu.

Cerita kenari hanyalah salah satu dari kumpulan cerita “kutukan” yang disebarkan oleh surat kabar. Surat kabar juga mengatakan semua lampu di Kairo padam tepat pada saat kematian Lord Carnarvon. Untuk menambah bumbu, diceritakan juga soal anjing Carnarvon yang melolong saat waktu kematian majikannya kemudian mati tanpa sebab.

Setelah ditelusuri, berita-berita tersebut tidak pernah dilaporkan oleh Carter atau mereka yang bekerja di makam. Jadi, kebenarannya perlu dipertanyakan.

Jika memang kutukan mumi itu nyata, orang yang pantas mendapatkannya mungkin Howard Carter

Firaun Tutankhamun dimakamkan dengan mengenakan jimat yang tak terhitung banyaknya. Selain itu ada ular kobra dan burung nasar yang melindungi sang firaun di akhirat.

Teori toksin makam mengungkapkan bahwa firaun disegel di dalam makam, bakteri dan patogen lainnya bertahan dan berkembang biak. Makam dibuka ribuan tahun kemudian dan melepaskan racun tersebut ke paru-paru para arkeolog. (Griffith Institute, University of Oxford/Colorized by Dynamichrome)