Fakta dan Hoaks Kutukan Mumi Firaun Tutankhamun dan para Korbannya

By Sysilia Tanhati, Kamis, 1 Desember 2022 | 08:00 WIB
Benarkah Firaun Tutankhamun menjatuhkan kutukan bagi siapa saja yang dengan lancang membongkar makamnya? (Harry Burton)

Setelah membuka sarkofagus, para arkeolog ingin mengungkapkan wajah firaun bocah itu. Maka Carter dan para pekerjanya membuka topeng dengan paksa. Faktanya, setelah sarkofagus dan topeng Tutankhamun dibuka, sang firaun tampaknya cukup puas dengan hanya membunuh burung kenari.

Tidak hanya terus hidup, Carter juga menghabiskan waktu bertahun-tahun menggali makam dan selanjutnya menodai hampir semua yang ada di dalamnya. Ia melakukan semuanya tanpa mendapatkan sanksi ilahi. Apakah Carter punya jimat yang sangat ampuh untuk menangkal kutukan mumi?

Apakah ada racun dalam makam yang mencemari udara?

Ada juga teori toksin makam. Menurut teori itu, firaun disegel di dalam makam, bakteri dan patogen lainnya bertahan dan berkembang biak. Makam dibuka ribuan tahun kemudian dan melepaskan racun tersebut ke paru-paru para arkeolog. Ini adalah cara yang bagus untuk menjelaskan kematian misterius tanpa mengakui kekuatan supernatural.

   

Baca Juga: Kematian George Herbert: Apakah 'Kutukan Mumi' Mesir Kuno Itu Nyata?

Baca Juga: Lima Fakta soal Raja Tut yang sejak Bocah sudah Jadi Firaun Mesir

Baca Juga: Zat dalam Mumi Mesir Ini Diyakini Bisa Menyembuhkan Penyakit

   

Laboratorium memang menemukan jamur yang berpotensi berbahaya yang tumbuh di mumi Mesir dan dinding makam. “Termasuk yang dapat menyebabkan pendarahan di paru-paru dan yang lainnya dapat menyebabkan infeksi paru-paru,” ujar Robins. Itu bisa menjelaskan salah satu kematian—George Jay Gould meninggal karena pneumonia tak lama setelah memasuki makam, tulis Roger Luckhurst dalam “The Mummy’s Curse”.

Tetapi sebagian besar “korban” kutukan lainnya meninggal karena penyakit non-bakteri seperti kanker, pembunuhan, bunuh diri, dan jatuh. Dan tampaknya aneh bahwa bakteri penyebab pneumonia yang mematikan hanya menginfeksi satu orang. Padahal ada banyak orang lain yang menghabiskan lebih banyak waktu di makam daripada Gould.

Misalnya Sersan Richard Adamson, yang menjaga ruang pemakaman Tut selama tujuh tahun dan kemudian hidup selama 53 tahun setelahnya. Jika racun makam itu benar-benar ada, mungkin akan ada catatan tentang banyak orang yang jatuh sakit di bagian lain Mesir. Sayangnya catatan itu tidak ditemukan.

Jadi apakah kutukan mumi firaun Tutankhamun itu benar-benar nyata?