Nationalgeographic.co.id—Ares, dewa perang, memiliki reputasi buruk di mitologi Yunani. Rasa hausnya yang tak terpuaskan akan kekerasan dan pertumpahan darah membuatnya ditakuti oleh makhluk fana dan dibenci oleh sesama dewa.
Zeus, ayahnya, juga tidak terlalu menyukainya. Dia lebih memilih putrinya Athena, dewi peperangan, kebijaksanaan, dan keberanian. Jadi, bagaimana kisah Ares dalam mitologi Yunani?
Kisah cinta bersama Aphrodite
Mayoritas dewa tak menyukai Ares, namun ada seorang dewi yang tertarik pada gayanya yang terburu nafsu dan niat jahatnya sebagai dewa perang. Namanya Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan. Ares memiliki tubuh atletis yang sempurna dan ketampanan yang memukau. Ini sangat kontras dengan suami Aphrodite, yakni Hephaestus, dewa penempa yang tidak hanya berpenampilan kasar tetapi juga cacat.
Di mata Aphrodite, kekurangannya tak berhenti sampai di situ. Kesibukannya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan istrinya, membangun istana yang megah hingga membuat perhiasan di bengkelnya di dalam gunung berapi Etna membuat waktu Hephaestus tersita, sehingga dewi cinta itu kehausan akan perhatian.
Suatu hari Aphrodite mendengar kedatangan Ares. Dia baru saja kembali dari salah satu penaklukannya dan berlumuran darah. Dia memandangnya sekali dan merasakan getaran di tulang punggungnya. Aphrodite menenangkan diri, berjalan ke arahnya, dan menawarkan untuk membersihkan semua darah.
Ares terkejut dengan gerakan itu. Ini adalah pertama kalinya seorang penduduk Olympus bersikap baik padanya. Ini menandai awal dari rayuan ritual Aphrodite terhadapnya. Tak lama kemudian, keduanya terlibat perselingkuhan yang melahirkan empat anak: Phobos, Eros, Deimos, dan Harmonia.
Ares dan Athena,Persaingan Saudara Kandung
Peran yang dimainkan Ares dalam mitologi Yunani agak kecil. Ini banyak hubungannya dengan Athena yang dianggap lebih unggul. Dengan demikian, kedua bersaudara itu adalah rival sengit dan selalu bersaing secara konstan.
Athena mewakili banyak hal yang dianggap tepat oleh sikap dan kepercayaan umum orang Yunani kuno. Dia adalah individu yang berpengetahuan luas yang tenang, cerdas, dan sangat ahli dalam peperangan. Maka tidak mengherankan jika dia secara alami menjadi favorit orang-orang Yunani.
Perang Troya
Ares dalam mitologi Yunani tak jauh berkisar pada konflik. Yang paling terkenal adalah Perang Troya. Sial baginya, dia mendapati dirinya berada di sisi yang salah dari medan perang. Namun, pada awalnya, Ares cukup netral, tetapi setelah sedikit meyakinkan dari Aphrodite, dia bergabung dengan pihak Trojan.
Ini terlepas dari janji awalnya kepada ibunya Hera dan saudara perempuannya Athena bahwa dia akan bertarung di pihak Archaeans. Selama pertempuran, ketika Diomedes melihat Ares dan orang-orangnya di medan perang, dia mundur karena ketakutan.
Namun, Athena memerintahkan dia dan anak buahnya untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ares dan atas bimbingannya, berhasil menusuk dewa perang. Ares yang kini terluka parah, tak punya pilihan selain kabur dari medan perang dan merawat lukanya.
Akibatnya, pasukan Trojan pun mundur karena mereka tahu bahwa tanpa Ares, mereka tidak akan bisa memenangkan pertempuran. Selama perang, Trojan membunuh putra Ares Ascalaphus, dan ketika dia mengetahui hal ini, dewa perang sangat ingin berpindah pihak dan berperang untuk Archaeans.
Sayangnya, Zeus melarang para Olympian untuk ikut serta dalam perang. Belakangan, Ares berubah pikiran dan membiarkan para dewa mengambil peran aktif dalam konflik tersebut.
Baca Juga: Ares, Dewa Perang nan Brutal yang Dibenci para Dewa tapi Dipuja Wanita
Baca Juga: Poseidon, Dewa Yunani Ciptakan Gempa hingga Kisah Gelap dengan Medusa
Baca Juga: Perang Titan, Asal-usul Zeus Jadi Dewa Terkuat dalam Mitologi Yunani
Hal pertama yang dilakukan Ares saat mendapat kesempatan adalah menyerang Athena sebagai pembalasan atas cedera sebelumnya yang dideritanya. Tapi, Athena kembali mengalahkan kakaknya dengan melemparkan batu besar ke arahnya.
Keturunan Ares
Ketika Ares pergi berperang, dia selalu berjuang berdampingan dengan anak-anaknya. Buah jatuh tidak terlalu jauh dari pohonnya. Anak-anak tersebut termasuk, Phobos Deimos dan Enyalios. Bersama-sama mereka mewakili ketakutan, teror, dan perselisihan.
Suku pejuang wanita yang dikenal sebagai suku Amazon konon merupakan keturunan langsung dari dewa Ares. Contoh paling terkenal adalah Hippolyta, yang menjadi ratu Amazon setelah Ares memberinya ikat pinggang ajaib yang melambangkan kekuatan dan otoritas.
Terlebih lagi, kuil suci Amazon juga dikatakan dijaga oleh burung Ares. Mereka memiliki bulu seperti panah dan memiliki kemiripan yang mencolok dengan burung Stymphalia pemakan manusia yang dibunuh oleh Heracles.
Ares memiliki kepribadian yang kejam dan nafsu berperang yang tidak bisa dijinakkan. Dia tidak tampil dalam banyak cerita kuno, tetapi ketika dia melakukannya, Anda dapat yakin bahwa kekerasan akan segera terjadi.