Orang Mesir percaya semua yang ada di makam, termasuk lukisan, akan menjadi nyata di alam baka. Misalnya, dua model kapal kecil juga dimasukkan ke dalam makam untuk membantu orang mati melakukan perjalanan naik turun di dunia bawah Nil.
Baca Juga: Zat dalam Mumi Mesir Ini Diyakini Bisa Menyembuhkan Penyakit
Baca Juga: Sejarah Kelam Mumi Mesir di Eropa: Dibongkar, Dihancurkan dan Dimakan
Baca Juga: Pesan Misterius dalam Bahasa Asing di Pembungkus Mumi Mesir Kuno
Mumi kemudian diletakkan dalam posisi berdiri, dan seorang pendeta melakukan 'pembukaan mulut': menyentuh wajah mumi dengan kapak, yaitu alat untuk mengasah kayu, sambil mantra dan mantera diucapkan.
Seekor anak sapi dikorbankan, dan jantungnya yang masih berdetak dikeluarkan dan dipersembahkan kepada mumi. Setelah itu, makam ditutup agar orang tersebut dapat hidup kembali. Jika keluarganya kaya, mereka memiliki kapel terpisah di sebelah tempat pemakaman, di mana mereka dapat mengunjungi dan membawa persembahan.
Ada dua entitas jiwa yaitu Ka, kedirian yang menerima makanan dan minuman, dan Ba, jiwa yang meninggalkan tubuh setelah kematian. Ba mengunjungi dunia atas pada siang hari dan kembali ke tubuh pada malam hari.
Proses mumifikasi di Mesir kuno adalah untuk menyelamatkan jiwa dan raga, sehingga akhirat akan menyenangkan untuk ditinggali.