Mengulik Bisnis Kutuk-mengutuk yang Laris Manis di Zaman Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Selasa, 6 Desember 2022 | 13:00 WIB
Orang Romawi percaya pada kutukan. Tidak jarang, mereka mengirim kutukan pada orang yang dibencinya. Kutukan tersebut dituliskan pada sebuah luah. (Mike Peel)

Belatung, cacing, dan penyakit berat bagi pencuri

Verio dan Docimedis memiliki kesamaan yaitu kehilangan barang . Dalam kasus Verio, jubahnya dan aksesori lainnya dicuri oleh pelaku yang tidak diketahui.

Baca Juga: Pola Pikir Orang Romawi, Tertarik pada Kekerasan dan Tak Ada Privasi

Baca Juga: Hak Ayah Menjual Anak dan Tiga Fakta Aneh Lainnya di Zaman Romawi

Baca Juga: Suka Duka Bekerja sebagai Pencicip Makanan di Zaman Romawi Kuno

Baca Juga: Mark Antony, Jendral Romawi Kuno dan Romansa Tragis bersama Cleopatra

Sebagai tanggapan, Verio berharap si pencuri akan kehilangan akal dan ingatannya. Seakan masih belum cukup. Verio pun melemparkan kutukan berupa cacing, kanker, dan belatung yang akan menembus tangan, kepala, kaki, serta anggota tubuh dan sumsumnya.

Berdasarkan kutukan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pencurian tidak dianggap enteng di zaman kuno.

“Semoga kamu kehilangan semua beruangmu!”

Vincenzus Zarizo adalah seorang gladiator dan pemburu beruang di abad ke-2. Kutukan terhadapnya ditemukan di Afrika Utara menyatakan bahwa dia harus kehilangan semua beruang yang dia tangkap. Serta tidak dapat membunuh beruang mana pun yang dia temui.

Pengirimnya mungkin berharap Zarizo gagal dalam pertarungan gladiator selanjutnya. Alih-alih memiliki dendam pribadi, sejarawan percaya bahwa kutukan ini berasal dari seseorang yang gemar bertaruh dalam pertarungan gladiator.

Meski sempat dilarang oleh kaisar, bisnis kutuk-mengutuk rupanya cukup populer di zaman Romawi kuno.