Kematian Bagi Orang Mesir Kuno Jadi Awal Bahagia, Bukan Menakutkan

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 8 Desember 2022 | 11:00 WIB
Kematian di Mesir kuno adalah jalan menuju dunia bawah, tempat orang mati akan terus hidup. (Everett Historical)

Baca Juga: Alasan di Balik Kucing dan Buaya Disembah oleh Orang Mesir Kuno

Baca Juga: Kegiatan Hiburan di Mesir Kuno, Berburu Singa Hingga Minum Bir

Baca Juga: Arkeolog Temukan Patung Tentang Proses Persalinan di Zaman Mesir Kuno

Baca Juga: Kenapa Sungai Nil Bernilai Sangat Penting bagi Peradaban Mesir Kuno?

Contoh terkenal dari mumi alami semacam itu adalah 'Ginger' - seorang pria yang meninggal sekitar 3400 SM. tapi yang tubuhnya diawetkan di pasir. Mayat-mayat ini memicu gagasan bahwa jika tubuh dapat dilestarikan setelah kematian, mengapa mereka tidak dapat melestarikan jiwa? 

Reunifikasi Tubuh dan Jiwa

Agar jiwa hidup kembali, tubuh harus terpelihara dengan baik. Ketika jiwa kembali ke tubuh fisik, ia membutuhkan semua kebutuhan hidup. Jadi, piring, mangkuk, piring, untaian manik-manik, pisau, shabtis, dan kebutuhan lainnya dikuburkan di kuburan. Dari sekitar 2500 SM, orang Mesir memulai mumifikasi, yang menjadi cara umum untuk mengawetkan tubuh.

Kematian di Mesir kuno bukanlah peristiwa yang membahagiakan bagi yang masih hidup, tetapi bisa menjadi awal yang membahagiakan bagi yang meninggal, asalkan mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan di akhirat.