Menurut Ilmuwan Australia, Genom Orang Papua Dipengaruhi DNA Denisova

By Ricky Jenihansen, Minggu, 11 Desember 2022 | 16:26 WIB
Potret Denisovan betina remaja berdasarkan profil kerangka yang direkonstruksi dari peta metilasi DNA purba. (Maayan Harel)

Untuk lebih memahami pentingnya kontribusi genetik ini, peneliti University of Melbourne Irene Gallego Romero dan rekannya mencari genom dari 56 individu Papua untuk melihat apakah mereka membawa sekuens DNA Denisova atau Neanderthal.

Neanderthal dan Denisovans diperkirakan terkait erat. (Chip Clark/Smithsonian Institution)

Mereka kemudian memprediksi bagaimana sekuens tersebut dapat memengaruhi fungsi berbagai jenis sel.

Berdasarkan lokasi urutan non-manusia, penulis menemukan bahwa pada orang Papua, DNA Denisova—tetapi bukan DNA Neanderthal—tampaknya secara kuat dan konsisten memengaruhi sel dan fungsi kekebalan.

Pengujian lebih lanjut dalam kultur sel mengonfirmasi bahwa sekuens DNA Denisova berhasil mengatur gen di dekatnya, menaikkan atau menurunkan ekspresinya dengan cara yang dapat memengaruhi cara orang merespons infeksi.

“Kami menunjukkan bahwa tidak hanya Neanderthal, tetapi juga DNA Denisova sangat mungkin berkontribusi pada ekspresi gen pada populasi manusia,” kata Davide Vespasiani, juga dari University of Melbourne.

"Validasi lebih lanjut akan mengungkapkan apakah efek ini sebagian besar spesifik tipe sel atau konsisten di seluruh sel."

Baca Juga: Fakta Unik Neanderthal, Pandai Mengubur Jenazah Hingga Jadi Pemburu

Baca Juga: Ilmuwan Temukan DNA Hominid dan Hewan Purba di Sedimen Gua Denisova

“Beberapa DNA Denisova yang bertahan pada individu Papua hingga saat ini berperan dalam mengatur gen yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh,” tambah Gallego Romero.

“Studi kami adalah yang pertama secara komprehensif menjelaskan warisan fungsional DNA Denisova dalam genom manusia saat ini.”

Temuan menunjukkan bahwa urutan DNA Denisova mengubah respons kekebalan pada manusia modern awal yang tinggal di Papua Nugini dan pulau-pulau terdekat, berpotensi membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan lokal mereka.

“Hasil kami menunjukkan bahwa alel Denisova yang terpisah dalam populasi manusia modern juga cenderung berpartisipasi aktif dalam proses pengaturan gen, terutama yang terjadi dalam sel terkait kekebalan,” kata para peneliti.

Menurut mereka, hal tersebut sesuai dengan temuan terbaru dari sebuah penelitian yang menganalisis genom orang Taiwan, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu saat ini.

“Sementara validasi eksperimental lebih lanjut dari pengamatan kami diperlukan untuk mengarakterisasi dampak luas genom dari introgresi kuno," kata mereka.