Nationalgeographic.co.id—Analisis baru ahli paleoantropologi tiga fosil tulang tungkai Sahelanthropus tchadensis menunjukan bahwa hominin awal adalah bipedal. Nenek moyang manusia mungkin telah berjalan dengan dua kaki sekitar 7 juta tahun yang lalu, satu juta tahun lebih awal dari yang diperkirakan.
Namun temuan yang berasal dari analisis tulang paha yang rusak dan dua tulang lengan bawah ini masih kontroversial. Laporan mereka telah diterbitkan di jurnal Nature dengan judul "Postcranial evidence of late Miocene hominin bipedalism in Chad."
Perkiraan bervariasi ketika nenek moyang manusia dan simpanse berpisah satu sama lain tetapi secara luas bertemu sekitar 6 juta tahun yang lalu. Ini juga merupakan usia fosil hominid bipedal paling awal, yang disebut Orrorin tugenensis.
Tulang paha yang dianalisis dalam studi terbaru ditemukan di Danau Chad Basin di Chad. Itu termasuk di antara ribuan potongan tulang yang awalnya ditemukan pada tahun 2001, hampir semuanya bukan dari primata.
Fosil hominin pertama yang diidentifikasi di antara potongan tulang adalah fragmen tengkorak dan beberapa gigi. Ini diidentifikasi sebagai spesies hominin baru dan sangat awal bernama Sahelanthropus tchadensis, berasal dari sekitar 6 hingga 7 juta tahun yang lalu.
Metode penanggalan fosil selanjutnya, berdasarkan analisis berbagai bentuk elemen berilium, mendorong perkiraan lebih jauh ke suatu tempat antara 6,5 dan 7,5 juta tahun yang lalu.
Pada tahun 2004, sebuah tulang paha yang ditemukan di antara potongan-potongan tulang itu diidentifikasi sebagai kemungkinan milik hominin oleh Aude Bergeret-Medina dan Roberto Macchiarelli di University of Poitiers di Prancis.
Mereka kemudian kehilangan akses ke sana, tetapi pada tahun 2020 mereka menerbitkan karya berdasarkan pengukuran dan foto yang berpendapat bahwa bentuknya menunjukkan pemiliknya tidak berjalan dengan dua kaki.
Sekarang, Franck Guy, yang juga dari University of Poitiers, dan rekan-rekannya, yang masih memiliki akses ke fosil, telah menerbitkan analisis lengkap tulang paha serta dua tulang lengan bawah.
Tidak diketahui apakah semua tulang hominin berasal dari individu yang sama atau dari beberapa, tetapi para peneliti berasumsi mereka milik S. tchadensis karena ini adalah satu-satunya primata besar dengan tulang yang ditemukan di situs tersebut.
Para peneliti membandingkan tulang paha dan lengan bawah S. tchadensis dengan tulang manusia modern serta simpanse, gorila, orangutan. Mereka juga membandingkan dengan beberapa hominin serta kera besar yang telah punah.
Source | : | Nature,New Scientist |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR